Mohon tunggu...
Wiwik Agustina
Wiwik Agustina Mohon Tunggu... Lainnya - Writer and Long Life Learner

Concern about Self Development and Poverty. Welcome to My Universe! From science to digital marketer. I believe that humans do what they think, and think what they believe, let's start changing our thoughts through sentences.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Umur 30+ Belum Menikah, Tidak Apa-Apa Kan?

11 November 2024   07:22 Diperbarui: 11 November 2024   08:03 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sempat menjadi topik viral di thread perihal "Sudah umur 30+ tapi belum menikah, gak papa kan?" Banyak respon yang diberikan mulai dari pro dan kontra, namun ada pergeseran yang terjadi hari ini bahwa banyak pemuda dan pemudi yang menunda pernikahan dengan berbagai alasan.

Dulu ada istilah 'perjaka tua atau perawan tua', untuk seseorang yang berusia 25+ belum menikah, kerap kali menimbulkan tekanan sosial dan perasaan tidak nyaman. Lantas, apakah masih relevan istilah tersebut di jaman modern saat ini?

Norma Sosial Tentang Seseorang yang Belum Menikah di Usia 30+

Di banyak budaya, pernikahan dianggap sebagai tonggak penting dalam kehidupan seseorang. Norma sosial yang kuat membentuk ekspektasi bahwa seseorang sebaiknya menikah di usia 20-an. Ketika seseorang mencapai usia 30+ dan belum menikah, tidak jarang muncul pertanyaan dari keluarga, teman, bahkan rekan kerja.

"Kapan Nikah?"

Pertanyaan yang seringkali muncul saat acara keluarga, seolah tak banyak obrolan lain yang lebih membangun, pertanyaan ini menjadi langganan untuk dipertanyakan bahkan saat sudah lama tak berjumpa.

Banyak masyarakat masih berpegang pada pandangan tradisional yang menganggap bahwa pernikahan adalah fase yang harus dicapai sebelum usia tertentu. Disisi lain, tak banyak orang tua yang memahami bahwa menikah atau tidak adalah pilihan dari anak bukan bagian dari tanggung jawab orang tua untuk memastikan anak-anak mereka menikah dan membangun keluarga.

Sebagai seorang anak, menjadi tekanan tersendiri saat orang tua mempertanyakan "Kapan Nikah?" dibanding saat rekan kerja, teman, atau orang asing yang bertanya. Dari sini, tentu dibutuhkan pikiran yang progresif untuk setiap orang tua agar memahami bahwa menikah adalah salah satu pilihan dari banyaknya pilihan yang tersedia dalam hidup.

Tak banyak orang tua memahami bahwa tekanan yang ditimbulkan dari pertanyaan tersebut untuk seorang anak bisa berakibat fatal, saat sang anak memutuskan untuk memilih pasangan dengan serampangan supaya cepat menikah.

Baca juga: Kapan Usia Ideal untuk Menikah? Kaum Single Harus Tahu!

Kenapa Wajar Belum Menikah Saat Usia 30+

Menikah adalah pilihan individu, pastikan Anda menikah dengan orang yang tepat.

Dunia perlahan berubah. Di kota-kota besar dan komunitas modern, semakin banyak orang yang memilih untuk menunda pernikahan atau bahkan memutuskan untuk tidak menikah sama sekali. Perubahan ini didorong oleh nilai-nilai baru tentang kemandirian, pencapaian karier, dan kebahagiaan pribadi.

Ada berbagai alasan mengapa seseorang belum menikah di usia 30+ dan mengapa hal ini sebenarnya sangat wajar. Beberapa faktor utamanya meliputi:

a. Fokus pada Karier dan Pencapaian Pribadi

Banyak orang di era modern lebih memilih untuk fokus mengembangkan karier dan mengejar impian pribadi terlebih dahulu. Pencapaian dalam bidang profesional dan pendidikan sering kali membutuhkan waktu dan dedikasi yang besar. Dalam banyak kasus, pernikahan ditunda agar seseorang bisa membangun stabilitas keuangan dan pengalaman hidup yang lebih matang.

b. Kesadaran Akan Komitmen Besar dalam Pernikahan

Pernikahan adalah komitmen seumur hidup yang tidak boleh dianggap remeh. Banyak orang kini lebih berhati-hati dan realistis dalam memilih pasangan hidup. Kesadaran ini membuat mereka memilih untuk menunggu hingga menemukan orang yang benar-benar cocok daripada terburu-buru menikah dan menghadapi potensi masalah di kemudian hari.

c. Perubahan Peran Gender

Perubahan peran gender dalam masyarakat juga berperan dalam pergeseran usia pernikahan. Wanita, khususnya, memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengejar pendidikan tinggi dan karier profesional dibandingkan masa lalu. Hal ini memungkinkan mereka untuk lebih mandiri dan memiliki kontrol lebih besar atas keputusan hidup, termasuk kapan atau apakah akan menikah.

d. Pilihan Gaya Hidup

Gaya hidup modern memungkinkan orang untuk menjalani kehidupan yang kaya dan memuaskan tanpa pernikahan. Dari perjalanan internasional, kegiatan hobi, hingga komunitas sosial yang luas, banyak orang merasa bahwa mereka bisa menikmati hidup sepenuhnya tanpa perlu menikah dalam usia tertentu.

Dan alasan personal lainnya, seperti menjaga orang tua yang sedang sakit, trauma masa lalu, bahkan saat seseorang belum siap, kita perlu menghargai hal tersebut.

Baca juga: Money Habits: Obrolan Wajib Sebelum Menikah, Kenapa?

Apa yang Perlu Dilakukan

Jika Anda berada di usia 30+ dan belum menikah, penting untuk menjalani hidup dengan keyakinan bahwa setiap langkah yang diambil memiliki tujuan dan makna. Coba hal-hal dibawah ini untuk tetap merasa puas dan bahagia sekalipun belum menikah.

a. Fokus pada Diri Sendiri

Salah satu bentuk tanggung jawab dalam hidup adalah memastikan bahwa Anda hidup dengan baik dengan merawat diri sendiri, baik secara fisik maupun mental. Luangkan waktu untuk menjaga kesehatan, berolahraga, makan makanan bergizi, dan beristirahat cukup. Selain itu, pertahankan keseimbangan mental dengan meditasi, journaling, atau aktivitas yang mendukung kesehatan emosional.

b. Bangun Hubungan yang Bermakna

Walaupun belum menikah, membangun hubungan yang dalam dan bermakna tetap penting. Pertahankan hubungan baik dengan keluarga, teman dekat, dan komunitas yang mendukung. Lingkungan sosial yang positif dapat membantu seseorang merasa dihargai dan dicintai.

c. Terus Kembangkan Diri

Gunakan waktu untuk mengeksplorasi minat baru, belajar hal-hal baru, dan terus tumbuh sebagai individu. Mengambil kursus baru, bergabung dalam klub hobi, atau mengejar proyek impian adalah cara-cara yang bisa membantu memperkaya hidup Anda.

d. Menerima Diri Sendiri

Penting untuk menerima diri sendiri apa adanya dan menghargai jalan hidup yang telah dipilih. Berhentilah membandingkan diri dengan orang lain, terutama dengan ekspektasi sosial yang mungkin tidak relevan dengan kehidupan Anda. Setiap orang memiliki perjalanan hidup yang berbeda, dan menikah atau tidak menikah bukanlah ukuran dari kebahagiaan atau kesuksesan seseorang.

e. Tetapkan Prioritas dengan Bijak

Jika pernikahan tetap menjadi bagian dari rencana hidup, itu tidak masalah. Namun, jadikan keputusan untuk menikah sebagai pilihan yang didasarkan pada kematangan mental, finansial, dan kecocokan, bukan tekanan sosial. Tetapkan kriteria yang penting bagi Anda dalam mencari pasangan, dan jangan takut untuk menunggu hingga menemukan orang yang tepat.

Jadi, ketahui bahwa status pernikahan bukanlah satu-satunya ukuran kebahagiaan dan kesuksesan. Meskipun norma sosial mungkin masih kuat di banyak tempat, kenyataan bahwa seseorang memilih untuk tidak menikah atau menunda pernikahan adalah hal yang wajar dan semakin umum di dunia modern.

Penting untuk Anda menyadari bahwa kebahagian dan kesuksesan setiap orang berbeda, sehingga Anda lebih bahagia menjalani hidup dengan kepercayaan diri, menghargai perjalanan pribadi, dan tidak mengizinkan tekanan eksternal menentukan kebahagiaan Anda.

Tenanglah, selama Anda punya tujuan hidup yang jelas, umur 30+ belum menikah itu tidak apa-apa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun