Semua manusia punya sifat serakah dan tidak puas diri, termasuk saya. Dengan mengenali rasa 'haus' yang kita miliki akan membantu kita untuk mengendalikan diri dari sesuatu yang mungkin akan membuat kita lupa diri.
"Siapa yang tidak ingin kaya dengan mudah atau mendapatkan lotre dengan usaha menebak saja? Semua orang tentu saja.
"Siapa yang tidak ingin memiliki pasangan mapan dan tampan? Semua perempuan tentu saja."
Saya sering berdiam diri 1-2 menit untuk sekedar berpikir jika rasa 'haus' saya terusik. Saya pernah ditipu dengan modus mengirimkan pulsa 15 tahun lalu dengan kondisi saya mendapatkan undian 10 juta namun perlu membayar biaya admin dalam bentuk pulsa, tentu saja jika saat ini, saya tidak sebodoh itu.
Namun, saya tahu, saya 'haus' untuk memiliki uang saat itu, jadi saya tidak pikir panjang apakah ini penipuan atau bukan. Saya hanya berpikir bahwa saya AKAN mendapatkan uang 10 juta. Sampai uang yang saya miliki habis, saya baru sadar bahwa saya DITIPU.
Kejadian itu masih saya ingat jelas, merasa bodoh dan miskin sekaligus. Namun, sejak saat itu saya skeptis dengan bentuk 'apapun yang mudah', termasuk bantuan orang lain. Saya berpikir, saat saya tidak mengeluarkan uang sepeserpun, bukan berarti itu gratis atau tidak ada orang lain yang membayar, saya sadar dengan jelas, bahwa tidak pernah ada hal yang gratis di dunia kapitalis ini.
Pikiran tersebut memproteksi saya, bahwa selalu ada usaha dan hasil. Untuk mendapatkan hasil yang saya mau, saya harus berusaha sebaik mungkin karena tidak ada yang gratis, semua ada harga yang harus dibayar. Jadi, pilihlah mana harga yang mau kita bayar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H