Mohon tunggu...
Wiwik Agustina
Wiwik Agustina Mohon Tunggu... Lainnya - Writer and Long Life Learner

Concern about Self Development and Poverty. Welcome to My Universe! From science to digital marketer. I believe that humans do what they think, and think what they believe, let's start changing our thoughts through sentences.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mindfulness, Ketenangan Diri di Tengah Ketidakstabilan Ekonomi

12 September 2024   13:23 Diperbarui: 12 September 2024   13:47 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah memahami emosi dengan sadar, mulailah untuk menerima keberadaan emosi dengan berhenti menyangkal bahwa saat ini Anda sedang tidak baik-baik saja. Menerima diri bahwa Anda bukan manusia yang 100% selalu positif adalah bentuk kesadaran diri bahwa manusia tidak berada dalam satu dimensi, namun multidimensi dengan kebaikan dan keburukan.

Sama seperti konsep 'The Shadow' dari teori psikologi analitik yang diperkenalkan oleh Carl Jung, bahwa seringkali Anda mengabaikan dan menyembunyikan sisi diri yang dianggap negatif, seperti rasa marah, iri, ketakutan, dan lainnya. Sangat manusiawi jika Anda memiliki emosi yang terkesan 'negatif' di kalangan masyarakat, namun mengakui keberadaan emosi tersebut akan membuat Anda berdamai dengan diri sendiri.

Seringkali kecenderungan untuk menyalahkan diri sendiri atau orang lain menjadi pilihan yang diambil saat hidup tidak berjalan sesuai dengan rencana, dengan menerima emosi kecewa, marah, sedih, dan lainnya, akan membuat Anda bisa kembali fokus pada hal-hal yang bisa Anda kontrol hari ini untuk masa depan yang lebih baik.

3. Fokus pada hal yang bisa dikontrol

Menyadari bahwa satu-satunya yang bisa dikendalikan adalah apa yang di dalam diri atau internal faktor. Alhasil, Anda menjadi lebih fokus dalam mengerjakan bagian Anda bukan berekspektasi agar orang lain mengerjakan hal tersebut untuk Anda.

Jika PHK terjadi akibat perusahaan mengalami masa-masa sulit, tentu sebagai karyawan, Anda tidak bisa mengontrol hal-hal sulit untuk tidak terjadi, namun Anda bisa mengontrol respon dengan terus bersemangat mencari pekerjaan pengganti, menggunakan uang pesangon dengan bijak, mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, dan lainnya.

Fokuskan energi dan waktu pada hal-hal yang bisa Anda kontrol dan kembangkan rencana menghadapi situasi berdasarkan apa yang bisa dikontrol. Misalnya, jika Anda merasa stres karena kehilangan pekerjaan, buat jadwal untuk membuat detail kebutuhan dan berapa lama bisa bertahan dengan uang yang masih tersedia.

Memang perlu melatih diri menjadi stoik untuk menyadari bahwa tidak semua hal bisa Anda kontrol dan menjadi  mindful bahwa Anda hidup di hari ini sehingga bisa mengusahakan yang terbaik untuk hari ini.

Tidak hanya mempengaruhi mental dan emosi, dua hal ini memiliki hubungan yang kuat dengan kesehatan badan. Praktik mindfulness dapat berdampak positif pada berbagai aspek kesehatan fisik dan mental. Karena untuk mencapai masa depan yang lebih baik dan berkualitas, dibutuhkan fisik dan mental yang sehat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun