Sudah tidak asing lagi, saat ini makanan maupun minuman umumnya menggunakan plastik. Maraknya penggunaan plastik di masyarakat sudah membudaya di setiap kalangan.Â
Sehingga banyaknya masyarakat membuang sampah sembarangan seperti selokan ataupun sungai. Perlu kita sadari bahwa sampah plastik tersebut sangat berbahaya terhadap lingkungan.Â
Akhir tahun 2021 ini cuaca di Indonesia dengan curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan berbagai bencana di beberapa daerah seperti banjir.Â
Terutama di Sumatera Barat hujan yang berkepanjangan menyebabkan beberapa daerah tertimpa banjir diantaranya Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Kota Padang, Kota Solok. Banyak beredar di media massa mengenai informasi terkait bencana yang menimpa beberapa daerah di Sumatera Barat.Â
Salah satu fenomena penyebab terjadinya banjir di Sumatera Barat yaitu karena hujan yang berturut-turut dalam beberapa hari, kemudian penyebab lainnya yaitu tersumbat saluran air oleh sampah sehingga air tidak dapat mengalir kemudian meluap ke permukaan perumahan warga yang membawa banyak sampah.Â
Adapun sampah yang terbawa tidak lain dari sampah plastik termasuk botol yang menjadi perhatian kita semua karena begitu bahayanya sampah yang dibuang ke saluran air.Â
Hal ini sangat berhubungan dengan kebiasaan masyarakat yang terlihat masih suka membuang sampah sembarangan termasuk ke sungai, selokan-selokan perumahan atau di bibir pantai.Â
Di Pantai Padang pun menjadi salah satu tempat yang mengalami langganan dalam persoalan sampah yang selalu mengendap setelah hujan deras dan banjir terjadi merupakan permasalahan.Â
Hujan deras yang mengguyur kota padang lebih dari 3 jam selalu membuat bibir pantai dipenuhi dengan sampah. Pasca terjadinya hujan di Kota Padang banyaknya sampah di Pantai berawal dari sungai.Â
Sehingga bermuara ke laut akibatnya saat hujan turun sampah tersebut dihempaskan oleh ombak ke pinggir pantai dan akhirnya pantai pun menjadi lautan sampah.
Musim penghujan akhir tahun ini berhasil menghanyutkan sampah dari sungai menuju laut dan dihempaskan lagi ke daratan sampai ke pemukiman warga. Banyak warga yang mengeluh atas kejadian tersebut. Karena harus lebih ekstra dalam menangani banjir dan sampah yang terbawa oleh banjir.Â
Kekhawatiran dalam sisi kesehatan pun sangat perlu diperhatikan dan menjadi persoalan yang serius. Air yang menggenang dapat menjadi sarang jentik nyamuk dan sampah dapat terus membawa bakteri dan dapat membahayakan kesehatan warga.Â
Bukan hanya pemukiman warga, tempat umum, jalan-jalan raya pun banyak yang terkena dampak dari pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya, bahkan juga berdampak terhadap tempat rekreasi dan wisata alam yang dekat dengan sungai atau pantai. Sampah bukanlah masalah kecil yang tidak wajar untuk kita abaikan, karena sampah dunia bisa menjadi hancur.Â
Perlunya kita tingkatkan kesadaran untuk menjaga lingkungan agar terhindar dari sampah demi keselamatan dunia. Seperti terjadinya bencana banjir itu tidak lain dari ulah manusia yang tidak menjaga lingkungan dengan baik. Sampah berenang menuju rumah warga seperti memperlihatkan sifat manusia kepada alam yang membuang sampah sembarangan.Â
Bahaya sampah plastik sangat banyak, dapat menyumbat saluran air sehingga menjadi peluang terjadinya banjir. Karena sampah plastik itu sendiri butuh waktu 450 tahun sampai 1.000 tahun agar bisa terurai. Sehingga sampah plastik seperti botol menjadi kategori limbah yang sangat berbahaya.Â
Diharapkan agar pemerintah bisa mengambil langkah tegas terkait persoalan sampah yang selalu menumpuk di Pantai Padang akibat hujan. Termasuk perbaikan saluran air dan sosialisasi ke warga untuk tidak buang sampah ke sungai. Menghimbau kepada masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai, dan laut.Â
Himbauan ini juga disampaikan kepada pemilik kapal agar tidak membuang sampah ke laut. Pantai Padang yang bisa menggerakkan ekonomi warga pesisir pantai.Â
Seorang pedagang mengakui banyaknya sampah, membuat pengunjung enggan untuk berlama lama menghabiskan waktu bersama keluarga mereka.Â
Demikian juga yang dapat menurunkan daya tarik wisatawan yang berkunjung karena pemandangan alam yang seharusnya dinikmati berubah menjadi seperti tempat pembuangan sampah. Hal tersebut dapat berpengaruh kepada jumlah pengunjung serta perekonomian sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H