Pada kegiatan demontrasi kontekstual kami para CGP ditugaskan untuk menganalisis sebuah video beserta kegiatan yang mengandung tahapan BAGJA didalamnya.Tahapan selanjutnya adalah koneksi antar materi di mana materi antar modul dikaitkan satu persatu di akhir tahapan modul kami harus membuat sebuah aksi nyata dan merefleksikan kegiatan belajar di modul 3.2 ini.
FEELINGS (PERASAAN)
Perasaan saya selama mengikuti pembelajaran modul 3.2 sangat senang dan semangat untuk berubah walaupun masih suasana lebaran yang membuat kadang ingin rehat sebentar tetapi tepat anak-anak masuk sekolah bertepatan juga dengan kami untuk melanjutkan pendidikan guru penggerak ini, tetapi kami harus komitmen tidak ada kata malas semua harus dijalankan dengan rasa senang dan tanggung jawab. Sebelum belajar modul ini saya selalu berpikir defisit bassed thingking atau berpikir berbasis kekurangan . Saya menjadi orang yang pesimis dimana selalu kekurangan saja yang saya pikirkan ketika akan mulai melangkah . Semua terasa mustahil untuk dilaksanakan, pasti tidak akan berhasil, itu pikiran saya sebelum belajar modul ini.
Setelah mempelajari modul ini pola pikir saya menjadi berubah menjadi seorang yang optimis. Saya merubah mindset saya dimana sebuah kekurangan itu dapat pula kita jadikan sebuah aset untuk berubah. Saya dapat mengidentifikasi aset-aset yang ada di sekolah saya untuk dijadikan modal bagi pelaksanaan sebuah program, tentu saja semua dengan kolaborasi semua warga sekolah.
FINDINGS (PEMBELAJARAN)
Dari rangkaian kegiatan pembelajaran modul 3.2 ini saya mendapatkan pembelajaran tentang ekosistem sekolah yang saling berkaitan antara biotik dan abiotik nya. Saya juga mendapat pembelajaran bahwa seorang pemimpin pembelajaran harus dapat mengelola sumber daya yang ada di sekolah saya. Langkah pertama guru harus mampu mengidentifikasi 7 aset modal yang ada di lingkungan sekolah yaitu modal manusia, modal sosial , modal fisik, modal lingkungan / alam, modal finansial, modal politik dan modal agama dan budaya . Semua aset tersebut dapat kita maksimalkan untuk yang dapat digunakan untuk tercapainya keberhasilan suatu program sekolah .
Dalam mengelola sumber daya di sekolah dikenal dua pendekatan yaitu pendekatana berbasis kekurangan atau masalah dan pendekatan berbasis aset. Sebaiknya kita selalu menggunakan pendekatan berbasis aset ketika akan merancang suatu program, dimana pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal positif di lingkungan kita. Dengan demikian , apapun masalah yang terjadi tidak menjadi penghalang. kekuatan dan potensi pada sumber daya yang ada lebih dikedepankan untuk mencapai kemajuan sekolah.
FUTURE (PENERAPAN)
Di masa depan saya akan selalu berpola pikir asset bassed thingking ketika saya akan merencanakan suatu program di kelas saya. Saya sudah memulai nya sekarang di kelas saya dengan langkah pertama yaitu program kelas ramah anak yaitu kelas yang sesuai dengan tahap perkembangan anak didik saya di kelas 6 . saya memanfaatkan yang ada di sekitar terlebih dahulu daripada saya harus mencari yang belum ada dan tidak mulai melangkah karena ketiadaanny itu. semoga berlanjut dan semangat untuk terus bergerak
Salam Guru Penggerak
Terimakasih