Mohon tunggu...
Wiwien Wintarto
Wiwien Wintarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis serba ada

Penulis, sejauh ini (2024) telah menerbitkan 46 judul buku, 22 di antaranya adalah novel, terutama di PT Gramedia Pustaka Utama. Buku terbaru "Tangguh: Anak Transmigran jadi Profesor di Amerika", diterbitkan Tatakata Grafika, yang merupakan biografi Peter Suwarno, associate professor di School of International Letters and Cultures di Arizone State University, Amerika Serikat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

6 Alasan Mengapa Kita Harus Nonton "Game of Thrones"

13 Agustus 2016   23:21 Diperbarui: 14 Agustus 2016   11:38 7789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Episode 9

Episode nomor sembilan adalah sesuatu yang sangat istimewa di serial ini. Mengapa? Karena di situ selalu hadir adegan laga kolosal yang menentukan jalan cerita dan nasib para tokoh. Berhubung GoT adalah sebuah drama politik, maka adegan eksyen kolosalnya umumnya berupa pertempuran di medan perang.

Dan ini adalah sebuah pola yang ikut mendongkrak kualitas GoT berkaitan dengan kerapian dan konsistensi. Di semua season, episode 9 adalah puncak semua konflik, sedang episode 10 (penutup) menghadirkan hal-hal yang akan muncul pada musim berikutnya. Dan klimaks episode 9 selalu menghadirkan adegan penentuan yang pasti akan membuat siapapun berdebar karena dua alasan.

Satu, selalu ada konsep baru adegan perang kolosal di tiap musim, entah dalam visual kekerasan, realisme, maupun taktik pertempuran. Dua, hasilnya tak bisa diprediksi seperti siaran langsung El Clasico. “Pihak yang benar” belum tentu menang melawan “kejahatan dan angkara murka”. Tokoh yang kita idolakan bisa saja kalah dan harus nunggu musim berikutnya untuk melihatnya balas dendam—atau malah mati sehingga kita harus mencari tokoh idola baru!

Sungguh. Di semesta fiktif GoT, kita harus siap menerima kasunyatan bahwa siapapun bisa meninggal dunia kapan saja... just like in real life.

“Hold the Door!”

Dan akhirnya sampailah kita pada momen superspesial ini, yaitu ketika Brandon Stark (Isaac Hempstead Wright) menyadari mengapa Hodor (Christian Nairn), si raksasa dari Winterfell, sejak suatu hari hanya bisa mengucap satu kata, yaitu “Hodor”, padahal awalnya normal seperti anak-anak lain. Ini terjadi pada episode kelima musim keenam (The Door—total episode ke-55). Urutkan GoT dari episode 1 agar bisa menyimak peristiwa penting ini sepenuhnya.

Pada pendapatku, ini merupakan salah satu twist cerita terbaik dan paling spektakuler yang pernah ada pada satu cerita fiksi sejak zaman Shakespeare hingga zaman Tere Liye sekarang ini.  Tentu saja tak akan kuungkap, nanti jadi spoiler. Anda harus melihatnya sendiri agar tahu, lalu memberi reaksi sama sepertiku, yaitu melongo... lalu lapar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun