Aku tertawa. “Semua berkat kamu, Sayang.”
Fara ikut tertawa. “Yah, seenggaknya nggak sia-sia kan aku ada di sini?”
Air mataku jatuh.
“Tentu saja tidak. Kamu seperti bidadari. Tak pernah sia-sia.”
Gadis kecilku mengangguk. “Good.So, mungkin Mama harus ke sana sekarang. Kita nggak mau ada perpisahan, bukan?”
“Tentu saja,” aku mengambil tisu untuk membersihkan mataku. “Tak ada perpisahan.”
“Lebih tepat kita saling bilang ‘Sampai ketemu lagi’...!”
Aku mengangguk. “Bener. Sampai ketemu lagi, Sayang...”
“Sampai ketemu lagi, Mama...” Fara melambaikan tangannya. “Dadah, Mama...! I love you. Always. Forever.”
Tanganku balas melambai. Balas mengucapkan kalimat serupa, namun tak ada suara yang keluar.
***