Mohon tunggu...
Wiwien Wintarto
Wiwien Wintarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis serba ada

Penulis, sejauh ini (2024) telah menerbitkan 46 judul buku, 22 di antaranya adalah novel, terutama di PT Gramedia Pustaka Utama. Buku terbaru "Tangguh: Anak Transmigran jadi Profesor di Amerika", diterbitkan Tatakata Grafika, yang merupakan biografi Peter Suwarno, associate professor di School of International Letters and Cultures di Arizone State University, Amerika Serikat.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Perlunya Agen Penulis Hadir di Indonesia

12 Mei 2016   20:24 Diperbarui: 8 Agustus 2017   20:32 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang membedakan tata cara penerbitan buku di Indonesia dengan di Amerika Serikat? Di sini, penulis menerbitkan buku secara langsung. Ia sendiri yang mengirim naskah dan kemudian langsung melakukan deal bisnis dengan penerbit. 

Ia pula yang harus mengerjakan semua tetek bengek di luar penulisan naskah, sejak mencetak naskah, pergi ke kios fotokopi untuk menjilid, hingga mengemasnya rapi, lalu mengirimkannya via pos atau jasa ekspedisi.

Di AS, pembedanya terletak pada keberadaan satu lembaga di antara penulis dan penerbit, yaitu agen penulis, atau yang di sana dikenal dengan istilah literary agent. 

Sekadar info, penerbitan buku di sana berpusat di New York, dengan perusahaan-perusahaan penerbitan besar seperti Penguin, Simon & Schuster, atau HarperCollins. Dan 80% dari buku-buku yang terbit di sana datang lewat agen.

Ada ribuan orang agen penulis di AS, dan mereka adalah para expert di dunia penerbitan. Dikutip dari laman penulis Jane Friedman, para agen itu punya jaringan kontak yang luas dengan para editor dari banyak perusahaan penerbitan. Karenanya, mereka selalu mengetahui jenis-jenis naskah apa saja yang tengah ngetren sehingga diminati para penerbit.

Penulis mengirimkan naskah yang hendak diterbitkan ke para agen ini, bukan langsung ke penerbit. Dan yang dikirim pun bukan langsung naskah keseluruhan satu buku (book-length manuscript), melainkan secara bertahap.

Yang pertama kali dikirim adalah konsep dasar novel berisi premis dan informasi singkatnya. Ini disebut query letter, dan panjangnya cukup satu halaman. 

Bila query letter ini menarik perhatian agen, ia akan meminta pengarang mengirimkan sampel naskahnya sebanyak antara tiga hingga empat bab pembuka. Jika sampel tersebut mampu menarik perhatian agen, pengarang akan diminta  untuk mengirimkan naskah penuh satu buku.

Saat itulah agen secara resmi akan menangani naskah tersebut. Dan ia tak langsung menawarkannya ke penerbit, melainkan menyunting dan merevisinya terlebih dahulu. Pengarang pun berkesempatan untuk belajar banyak ilmu baru dalam proses editing dan revisi awal ini dengan agen.

Barulah ketika naskah dirasa benar-benar siap, agen akan menawarkannya ke penerbit. Dan dia akan sungguh berusaha agar naskah tersebut diterima. Itu berarti ia tak sekadar perantara, melainkan juga negosiator dan promotor—ia akan berusaha meyakinkan penerbit mengenai potensi naskah dari pengarang yang ia wakili.

Setelah naskah mendapatkan lampu hijau, tugas agen masih belum berakhir. Ia melakukan tawar-menawar mengenai nilai pembelian naskah bersangkutan. Ini penting karena jatah komisinya adalah 15% dari berapa pun yang dibayarkan penerbit kepada pengarang, baik berupa advanced (uang muka royalti) maupun pembayaran royalti rutin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun