Hati saya berbunga-bunga sewaktu keluar Ijtima Ulama yang merekomendasikan Prabowo Subianto sebagai capres 2019, dan dua orang ustad sebagai cawapresnya, yaitu Ustad Abdul Somad dan Ustad Salim Segaf Al Jufri.
Terus terang saya ngefans berat dengan ustad Abdul Somad, hampir semua khotbahnya di youtube sudah saya tonton, kalo ada yang belum saya tonton video khotbahnya, kemungkinan besar video tersebut belum diupload di Youtube.Â
Saya suka ketawa sendiri kalo menonton dan mendengar khotbah ustad Abdul Somad, ia mampu membawakan materi khotbah yang sangat berat dengan cara yang sangat ringan dengan diselipin hiumor di sana sini, jadinya saya gak mengantuk dan ketiduran. Jujur saja kalo mendengar khotbah ustad lain, saya jadi mengantuk dan akhirnya ketiduran. Memang benar kata teman saya di Solo, katanya obat ngantuk paling manjur itu bukan aspirin, tapi nonton aja video khotbah ustad di youtube.
Sebelum ngefans ke ustad Abdul Somad, saya ngefans berat ke komedian Cak Lontong, dan hampir semua video stand up Cak Lontong di Youtube sudah saya tonton.Â
Cak Lontong mampu membawakan materi lawakan yang serius dan berat, dengan ringan dan mengundang tawa yang beneran bikin ketawa, tidak garing seperti komika-komika lainnya yang sering garing bahan stand upnya. Kalo pun saya ketawa menonton komika lain, bukan karena materi lawakannya yang lucu, tapi karena kasihan sama komikanya. Masa ketawa aja kita ga kasih, kan gratis dan dapat pahala jika menyenangkan orang.
Bunga yang mekar di hati saya, sebentar saja langsung layu, ustad Abdul Somad dalam wawancara dengan media mengatakan ia menolak jadi cawapres Prabowo, alasannya sederhana, ia ingin menjadi ustad saja, sampai mati mau jadi ustad saja katanya. Ini kata-kata ustad Abdul Somad dalam salah satu ceramahnya : "Saya tentu lebih mengerti dengan diri saya. Saya tentu lebih tahu tentang diri saya dan saya berazam sampai mati untuk ustadz saja." http://makassar.tribunnews.com/2018/08/08/akhirnya-ustadz-abdul-somad-ungkap-alasan-tolak-jadi-cawapres-baca-isi-pesannya-kepada-prabowo?page=2.
Lemas dan tak semangat saya jadinya di pilpres kali ini tak ada sosok idola saya, baik Cak Lontong maupun ustad Abdul Somad tidak dicalonkan jadi cawapres, apalagi jadi capres.
Walaup[un ustad Abdul Somad sudah mengatakan alasannya, Saya tetap penasaran pingin tahu, kenapa sih ustad abdul somad tak mau dicalonkan jadi cawapres, padahal banyak orang berharap dicalonkan jadi cawapres, antara lain PKS saja sampai menyodorkan 9 nama sebagai kandidat cawapres yang siap dipilih Prabowo, walaupun tak 1 pun yang dipilih. LoL. Atau Mahfud MD yang dipanggil sejarah untuk jadi cawapres Jokowi, sudah kiirm CV, sudah jahit baju, padahal belum ada kepastian dari Jokowi mau gak kalo berpasangan dengan Mahfud MD? Berpasangan kan butuk komitmen 2 pihak, bukan hanya keinghin salah satu pihak, itu namanya cinta bertepuk sebelah tangan.
Rasa penasaran saya terkait kenapa ustad Abdul Somad menolak jadi cawapres Prabowo akhirnya terjawab melalui pendapat teman-teman saya, berikut pendapat mereka :
1. Marla di Pamulang mengatakan Ustad Abdul Somad tak mau jadi cawapres Prabowo karena punya feeling Prabowo tak akan mengikuti Ijtima ulama, daripada ustad malu hati nantinya, sudah mau dan bersedia, eh Prabowo tetap aja memilih cawapres lain, mending menolak sejak awa.
2. Herry di Jambi mengatakan Ustad Abdul Somad tak mau jadi cawapres Prabowo karena prediksinya Prabowo akan kalah di pilpres 2019, lain cerita kalo Ijtima ulama merekomendasikan Ustad Abdul Somad jadi cawapres Jokowi, mungkin Ustad Abdul Somad tidak buru-buru menolak, tetapi akan sholat istiqoroh dulu minta petunjuk Allah SWT demi kebaikan bangsa, negara dan umat.
3. Agil di Kemang mengatakan ustad Abdul somad tak mau jadi cawapres Prabowo, maunya ia jadi capres, Prabowo yang jadi cawapres, sebab wapres tidak punya peran signifikan dalam memimpin negara, wapres hanya berperan jika presiden berhalangan.
4. Nanang di Ponorogo mengatakan ustad Abdul somad menolak jadi cawapres, karena tak punya dana ratusan miliar untuk biaya kampanye. Kalo jadi ustad ngomong di panggung dibayar, kalo jadi cawapres, ngmong di panggung malah keluar duit banyak. Bisa bangkrut dan rugi bandar.
5. Om Amik di Jogja mengatakan ustad Abdul Somad menolak jadi cawapres karena jadwal khotbahnya sudah penuh sampai tahun 2019, dia gak enak membatalkan itu semua, lain cerita kalo pencalonan sejak jauh-jauh hari, kan jadwal khotbah bisa dikosongkan untuk persiapan pilpres.
Itulah 5 alasan yang diutarakan dan diselatankan oleh teman-teman saya, semuanya masuk akal, namun kebenaran dan kepastiannya hanya ustad Abdul Somad dan Tuhan yang tahu.
Saya harap ia mau maju pilpres 2024, supaya masa depan Indonesia benar-benar dipimpin oleh sosok yang soleh, arif dan bijaksana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H