Mohon tunggu...
Wiwid Ambarwati
Wiwid Ambarwati Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Ambivert

Stay to be humble!!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

The Multiple Streams Theory: Sumbangsih John W Kingdon dalam Teori Kebijakan Publik

5 Mei 2022   06:37 Diperbarui: 5 Mei 2022   06:39 3805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kebijakan menjadi bagian dari sebuah solusi dalam penyelenggaraan pemerintahan untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang sedang terjadi di dalamnya. Hal itu ditunjukan sebagai tanggung jawab negara dalam upayanya menyejahterakan rakyatnya. 

Oleh karenanya proses pengambilan publik menjadi sangat penting sehingga pada akhirnya muncul berbagai macam pandangan kritis dan melahirkan beberapa teori untuk menentukan pengambilan keputusan akhir dari kebijakan publik yang diambil oleh pemerintah.

Salah satunya adalah pemikiran John W Kingdon yang dinamakan The Multiple Streams Theory. Pemikiran teori kebijakan dipelopori  awalnya oleh Harorld D. Laswell (1971) dengan menerbitkan buku A Pre View of Political Sciences dimana ada enam tahap dalam pembentukan kebijakan publik. Laswell mendasari pemikiran tersebut terkait fenomena di Amerika Serikat yaitu pada Perang Dunia II (Smith and Larimer, 2009). 

Penelitian Laswell bertujuan untuk meneliti teknik propaganda yang dilakukan oleh Amerika Serikat dalam memenangkan perang dunia II yang pada akhirnya membantu pihak pemerintah dalam mencari cara bagaimana mengalokasikan sumber daya perang sehingga dapat memperkuat militer Amerika Serikat. 

Namun, pada saat yang bersamaan di tahun 1970, Charles O. Jones telah mengemukakan pendapat dalam bukunya An Introduction to the Study of Public Policy untuk mengemukakan teori terkait beberapa tahapan dalam menentukan kebijakan publik. 

Penyempurnaan teori ini kemudian dilakukan oleh beberapa tokoh seperti James A Anderson (1974), Garry D. Brewer dan Peter deLeon (1983), Randall B Ripley (1985) dan juga David Easton serta Gabriel Almond dalam mengemukakan teori Sistem. 

Kaitannya dengan teori kebijakan publik, John Wells Kingdon, sebagai salah satu peneliti juga mencoba memberikan sumbangsih pemikirannya, dimana Kingdon lebih banyak meneliti fenomena yang terjadi dalam tahap agenda setting dan dinamakan dengan Teori Multi Arus atau The Multiple Streams Theory.  Agenda setting merupakan tahap awal dan sangat menentukan kualitas atas kebijakan publik yang diambil oleh eksekutif.

Pada buku Agendas, Alternatives and Public Policies  (2nd edition) yang ditulis Kingdon, memuat sepuluh bab yang menjelaskan tahap agenda setting sebagai bagian awal dari proses pengambilan kebijakan publik. 

Buku ini memuat kaitan tiga arus dalam proses agenda setting yaitu arus masalah, arus kebijakan dan masalah politik yang akan berkaitan satu sama lain dan agenda setting akan dinilai baik apabila ketiga arus tersebut bertemu pada suatu titik (Furlong, 1993) . 

Tulisan awalnya dipublikasikan pada tahun 1984 dan selalu mengalami penyempurnaan pada tahun-tahun berikutnya. Kingdon meneliti proses agenda setting dengan membandingkan hasil dari interview responden setiap tahunnya. 

Penelitiannya dilakukan selama empat tahun dari tahun 1976 sampai dengan 1979 dan hasil penelitiannya kemudian dibukukan pada tahun 1984. 

Teori ini dinilai kontroversial karena mampu melihat bagaimana peran masalah, kebijakan dan politik menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam proses agenda setting. 

Kingdon menilai, ketika takaran masalah yang tidak sesuai diberikan pada ketiga arus tersebut maka proses agenda setting secara langsung akan dianggap gagal terutama pada proses implementasinya. Artinya kontrol juga diperlukan dan sangat penting pada proses awal ini demi melahirkan sebuah kebijakan yang berkualitas. 

Pada proses penyusunan agenda kebijakan ada tiga kegiatan yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu yang pertama, dengan melakukan pembangunan persepsi di kalangan stakeholders bahwa sebuah fenomena yang terjadi benar-benar dianggap sebagai masalah. Sebab bisa jadi suatu gejala yang ditimbulkan oleh sekelompok masyarakat tertentu akan dianggap sebagai masalah, tetapi oleh sebagian masyarakat lain atau elit politik bukan dianggap sebagai masalah.  

Kedua, membuat batasan masalah yang terjadi. Ketiga adalah memobilisasi dukungan agar masalah tersebut dapat masuk dalam agenda pemerintah. Upaya memobilisasi dukungan ini dapat dilakukan dengan cara mengorganisir kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat, melakukan mobilisasi dengan kekuatan-kekuatan politik, dan juga dapat melalui publikasi di media massa.

Kingdon sendiri menjelaskan bahwa hasil dari pemikirannya ini merupakan kajian dari beberapa proses penyusunan agenda kebijakan yang diteliti pada masa kepemimpinan Presiden Jimmy Carter. 

Penelitian ini ternyata justru berdampak signifikan terhadap proses pengambilan kebijakan yang dilakukan oleh para Presiden setelah Jimmy Carter seperti Clinton dan Obama. 

Dalam sebuah pembicaraan teks melalui email, beliau menyebutkan Framework yang beliau bangun ini dapat membandingkansejauh mana keberhasilan kebijakan pemerintahan masa Obama dalam upaya reformasi di bidang kesehatan dibandingkan dengan Clinton. 

Pada tahap ini dikemukakan bahwa ada tiga arus yang mempengaruhi proses penyusunan agenda yaitu arus masalah, arus kebijakan dan arus politik. 

Disamping itu ketiga arus ini akan sama-sama menuju pada suatu titik dengan adanya pengaruh dari policy entrepreneur untuk membuka sebuah jendela kebijakan (policy windows) yang dihasilkan. 

Pada pembahasan selanjutnya akan dijelaskan mengenai teori milik Kingdon dengan menggunakan beberapa parameter atau ukuran. Ukuran inilah yang nantinya akan memperkuat pemikiran Kingdon dalam menentukan teori yang dibangunnya sehingga dapat diimplementasikan dengan baik pada permasalahan-permasalahan lain yang timbul.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun