Saya yang mungkin sibuk dan kurang perhatian dengan stok air minum tentu akan sangat terbantu karena sudah diingatkan. Dan reaksi atau jawaban saya hampir pasti adalah "Oh iya pak, pesen 2 galon kirim besok ya."
Bisa jadi saya sudah punya rencana untuk belanja air galon ke tempat atau toko lain jadi berubah. Terima kasih sudah diigatkan dan terima kasih sudah dilayani. Kurang lebih seperti itu.
Itulah khayalan saya siang ini.
Jemput (Uang) Pelanggan Sebelum Dijemput Oleh Penjual Lain
Akan sangat berguna dan menguntungkan apabila sebuah toko kelontong atau penjual memaksimalkan data-data pelanggan yang dimiliki.
Ikat mereka (para pelanggan), layani mereka sebelum ada pihak lain yang melayani. Penuhi kebutunan mereka sebelum ada pihak lain yang memenuhi.
Jemput (uang) mereka sebelum mereka berangkat sendiri atau ada pihak lain yang menjemputnya.
Rasanya masih sopan jika penjual mengirim pesan seperti ini:
"Selamat siang bu. Kebetulan besok armada kami akan mengirim pesanan ke gang ibu. Apa tidak sekalian air galonnya?"
Padahal belum tentu penjual tersebut memang akan mengirim ke gang tempat tinggal ibu itu. Tapi sebagai penjual sudah tahu bahwa stok air minum ibu tersebut sudah hampir habis. Dan sudah saatnya menjemput uangnya sebelum dijemput oleh toko lain.
Ilustrasi ini tidak melulu air galon saja, gas elpiji juga bisa. Atau produk lain yang sekiranya secara berkala dibutuhkan oleh rumah tangga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H