Sekarang beralih ke sisi toko kelontong atau penjual.
Di kluster-kluster perumahan di kota sudah sangat lazim penjual air minum dalam galon memberikan layanan pesan antar. Pembeli menghubungi melalui pesan singkat kemudian tidak lama kemudian pesanan air diantar sampai depan rumah.
Dan tentu saja di ponsel pemilik toko tentu menyimpan banyak sekali nomor WA dari pelanggan-pelanggannya. Karena tidak mungkin lah setiap ada pelanggan yang pesan setiap kali juga ditanya alamatnya dimana bu/pak? Kecuali itu pelanggan baru yang nomornya baru masuk dan belum pernah pesan sebelumnya.
Dalam hal ini sebenarnya penjual sudah memiliki basis data dari pelanggan-pelanggan setianya. Yang menurut saya bisa dimanfaatkan secara maksimal, menurut khayalan saya ini.
Kembangkan Agar Nomor Kontak Pelanggan Bukan Sekedar Data Nomor Telepon Belaka
Nah ini dia, tapi ini butuh sedikit corat-coret dan nalisa ringan agar bisa mengembangkan data yang ada menjadi informasi yang sangat menguntungkan dari sisi toko kelontong atau penjual. Bukan hanya itu saja sih, pelanggan juga pasti akan diuntungkan juga kok.
Pemilik toko penjual air mineral galon sebaiknya mulai membuat catatan kebiasaan atau interval rata-rata jumlah hari yang dibutuhkan untuk seorang pelanggan memesan kembali air mineral. Atau dengan kata lain mengetahui laju konsumsi air minum galon dari setiap pelanggannya.
Setelah punya informasi tersebut langkah selanjutnya adalah melakukan aksi. Aksi yang seperti bagaimana?
Begini kurang lebih ilustrasinya:
Ambilah contoh keluarga kami yang memiliki interval rata-rata setiap 5 hari pesan 2 galon air minum. Misal terakhir pesan pada Tgl. 20 maka secara logika pada hari ke-4 setelah tanggal tersebuit seharusnya saya sudah bersiap untuk membeli lagi air minum sebanyak 2 galon.
Apa yang harus dilakukan oleh penjual? Tidak ribet kok.
Alih-alih menunggu saya menghubungi untuk pesan air, tapi justru menghubungi saya terlebih dahulu. "Pak, engga pesan air galon?" misalnya.