Kisah ini terjadi sebenarnya sudah lama, sudah beberapa tahun lalu. Sebuah kejadian di salah satu toko jaringan minimarket yang cukup terkenal di negeri ini. Di Surabaya tepatnya.
Waktu itu saya bersama anak perempuan saya yang berumur 3 tahun mampir di sebuah gerai minimarket untuk membeli makanan ringan.
Tampilan minimarket tidak berbeda dengan standar yang telah ada namun ada cukup banyak balon dengan tangkai sedotan yang dipajang ditiap rak di dalam gerai itu. Tidak lama kemudian saya menyadari bahwa balon-balon dimaksudkan sebagai pelengkap kemeriahan ulang tahun jaringan minimarket itu.
Setelah mendapatkan apa yang kami cari, rupanya ada pegawai laki-laki yang dengan ramah mendatangi kami.
"Adik mau balon..?" demikian kata pegawai itu kepada anak saya, yang ternyata sejak masuk ke dalam toko matanya tidak lepas dari balon-balon yang dipajang. Tahu sendiri kan, dia masih 3 tahun dan balon warna-warni tentu sangat menarik baginya. Dan rupanya pegawai laki-laki itu memperhatikannya.
"Cica (nama anak saya) mau balon..?" timpal saya. Anak saya pun mengangguk pelan sambil malu-malu.
"Adik mau balon yang warna apa..?" pegawai laki-laki itu kembali bertanya.
"Mau yang merah." jawab anak saya. Tidak lama kemudian diambilkan balon berwarna merah oleh pegawai laki-laki itu.
"Ini balonnya. Selamat berbelanja." kata pegawai itu sambil kemudian berlalu untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Tidak ada yang aneh sampai ketika kami berjalan menuju kasir untuk membayar belanjaan kami.
Melihat belanjaan kami yang hanya berupa 3 bungkus makanan ringan, pegawai wanita yang bertugas di kasir berkata, "Pak, balon itu hanya untuk yang belanja di atas 25 ribu."