Ide dasar dari program MBKM di Perguruan Tinggi adalah memperkenalkan mahasiswa pada lingkungan masyarakat dan dunia kerja selama masa perkuliahan. Salah satu bentuk program MBKM yang diikuti oleh mahasiswa di lapangan adalah Program Magang Mandiri, di mana mereka melakukan praktek kerja di industri yang bekerja sama dengan Program Studi (Prodi). PKBM Daarut Tauhid adalah salah satu lembaga mitra yang telah menjalin kerjasama dengan Prodi Penmas.
Kegiatan ini merupakan bagian dari kebijakan yang dicanangkan secara mandiri oleh Departemen Pendidikan Masyarakat untuk mahasiswa angkatan 2020 di departemen tersebut. Kegiatan MBKM yang diikuti ini akan mengkonversi nilai sejumlah 20 SKS, dan durasi kegiatan MBKM ini berlangsung selama satu semester, dimulai dari bulan Maret dan berakhir di bulan Juni.
Selama kegiatan MBKM di PKBM Daarut Tauhid, tiga mahasiswa yang terlibat adalah Hilmaniar Hardiyanti, Windy Haeryani, dan Witri Dian Rafani. Mereka didampingi oleh Dr. Yanti Shantini, M.Pd, seorang dosen pembimbing dari UPI, dan Bapak Dadang Subagja, yang merupakan dosen pendamping lapangan dari mitra (PKBM Daarut Tauhid) dan menjabat sebagai Kepala Unit PKBM Daarut Tauhid.
Selama kegiatan MBKM di PKBM Daarut Tauhid, tiga mahasiswa yang terlibat adalah Hilmaniar Hardiyanti, Windy Haeryani, dan Witri Dian Rafani. Mereka didampingi oleh Dr. Yanti Shantini, M.Pd, seorang dosen pembimbing dari UPI, dan Bapak Dadang Subagja, yang merupakan dosen pendamping lapangan dari mitra (PKBM Daarut Tauhid) dan menjabat sebagai Kepala Unit PKBM Daarut Tauhid.
Selama program berlangsung, mahasiswa tersebut mendapatkan bimbingan dan terlibat secara aktif dalam setiap proses di lembaga mitra. Tahapan-tahapan yang dilakukan oleh mahasiswa selama program berlangsung adalah sebagai berikut:
Pada minggu pertama, mahasiswa diberikan informasi mengenai lembaga mitra dan tata nilai yang berlaku di lembaga tersebut. Selain itu, pada minggu pertama ini, ketiga mahasiswa tersebut juga dibimbing untuk membuat agenda kerja dan timeline kerja yang akan dilaksanakan di lembaga mitra selama 4 bulan ke depan. Agenda kerja ini disesuaikan dengan agenda, program, dan kalender kerja dari lembaga mitra, dan dalam penyusunannya, mereka dibimbing langsung oleh Dr. Yanti Shantini, M.Pd, dosen pembimbing.
Kemudian, pada minggu kedua, mahasiswa tersebut mempresentasikan agenda kerjanya kepada pihak lembaga mitra. Lembaga mitra kemudian membagi masing-masing mahasiswa ke dua bagian yang ada di lembaga tersebut, yaitu bagian kecakapan hidup dan bagian pendidikan kesetaraan.Â
Para mahasiswa yang ditempatkan di bagian-bagian tersebut mendapatkan pengalaman yang beragam. Witri Dian Rafani, yang berada di bagian kecakapan hidup, mendapatkan pengalaman berharga terutama dalam perencanaan dan pengembangan program kecakapan hidup di PKBM Daarut Tauhid. Selain menjalankan agenda kerja yang telah disusun sebelumnya, ia juga secara aktif terlibat dalam proses pengembangan dan perencanaan program.
Sejauh ini, Witri, sebagai mahasiswa MBKM yang ditugaskan di bagian tersebut, terlibat secara aktif dan penuh dalam perencanaan dan pengembangan program-program seperti Dauroh Ramadhan, Pesantren Masa Keemasan Ramadhan, Dauroh Qolbiyah angkatan 105, dan Pesantren Masa Keemasan (PMK) angkatan 57. Proses ini melibatkan pembuatan proposal, kerangka acuan program, penjadwalan program, pemetaan materi dan PIC program, pembuatan silabus, media pembelajaran, modul, instrumen supervisi program, koordinasi dengan pihak terkait, serta evaluasi program.
Tidak hanya itu, ia juga ikut serta secara parsial dalam pengembangan Program Pesantren Mahasiswa (PPM). Ia aktif dalam proses pembuatan monitoring mutabaah yaumiyah bagi para santri peserta program tersebut. Tujuan dari pembuatan monitoring ini adalah untuk memudahkan pendamping santri (musyrif/ah) dalam mengontrol amalan harian para santri.
Tak hanya terlibat dalam proses perencanaan dan pengembangan program, mahasiswa juga memiliki kesempatan untuk melihat langsung pelaksanaan program, termasuk saat kegiatan rihlah santri program Pesantren Masa Keemasan (PMK). Hal ini memberikan gambaran tentang pelaksanaan program dan menjadi sumber evaluasi internal selanjutnya.
Selain bagian kecakapan hidup, mahasiswa MBKM juga ditempatkan di bagian pendidikan kesetaraan di PKBM Daarut Tauhiid. Namun, di PKBM tersebut tidak hanya terdapat program kesetaraan, tetapi juga memiliki Satuan PAUD Sejenis (SPS). Hilmaniar Hardiyanti dan Windy Haeryani adalah dua mahasiswa yang ditempatkan di bagian tersebut. Mereka memperoleh banyak pengalaman, terutama dalam pembuatan kurikulum khas Daarut Tauhiid untuk Paket A, Paket B, dan Paket C.
Dalam pembuatan kurikulum, Hilmaniar dan Windy, sebagai mahasiswa MBKM, secara detail memetakan kurikulum tersebut. Mereka merancang penurunan tiap pilar kurikulum khas Daarut Tauhiid dan menyusun silabus untuk setiap paket kurikulum tersebut, baik dalam skala tahunan maupun semesteran.
Selain terlibat dalam pembuatan kurikulum khas Daarut Tauhiid di bagian pendidikan kesetaraan, Hilmaniar dan Windy juga dilibatkan dalam kegiatan di Satuan PAUD Sejenis (SPS). Mereka mendampingi guru dalam proses pengajaran dan secara langsung terlibat dalam proses pembelajaran. Melalui pengalaman ini, mahasiswa MBKM dapat memahami cara seorang guru menghadapi berbagai perilaku dan tindakan yang dimiliki oleh setiap anak.
Selama pelaksanaan program MBKM di PKBM Daarut Tauhid, yang merupakan lingkungan pesantren, mahasiswa merasa mendapatkan banyak pengalaman dan pembelajaran yang berharga. Selain menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh selama kuliah, mahasiswa juga memiliki kesempatan untuk mengenal dunia kerja profesional. Mereka juga merasakan manfaat dari lingkungan yang mendukung pertumbuhan pribadi, terutama dalam aspek spiritual. Hal ini disebabkan oleh pengetahuan yang diberikan mengenai tata nilai budaya Daarut Tauhid dan keterlibatan mereka dalam kegiatan kajian keagamaan yang rutin diadakan untuk pegawai di lembaga tersebut.
Dosen pembimbing lapangan dari mitra, yaitu Kepala Unit PKBM Daarut Tauhid, Bapak Dadang Subagja, berharap bahwa setelah melaksanakan program MBKM ini, setidaknya terjadi perubahan positif dalam diri mahasiswa. Dia mengungkapkan harapannya agar mahasiswa dapat menginternalisasi tata nilai budaya Daarut Tauhid dan menjadi santri yang lebih baik lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H