Tak hanya terlibat dalam proses perencanaan dan pengembangan program, mahasiswa juga memiliki kesempatan untuk melihat langsung pelaksanaan program, termasuk saat kegiatan rihlah santri program Pesantren Masa Keemasan (PMK). Hal ini memberikan gambaran tentang pelaksanaan program dan menjadi sumber evaluasi internal selanjutnya.
Selain bagian kecakapan hidup, mahasiswa MBKM juga ditempatkan di bagian pendidikan kesetaraan di PKBM Daarut Tauhiid. Namun, di PKBM tersebut tidak hanya terdapat program kesetaraan, tetapi juga memiliki Satuan PAUD Sejenis (SPS). Hilmaniar Hardiyanti dan Windy Haeryani adalah dua mahasiswa yang ditempatkan di bagian tersebut. Mereka memperoleh banyak pengalaman, terutama dalam pembuatan kurikulum khas Daarut Tauhiid untuk Paket A, Paket B, dan Paket C.
Dalam pembuatan kurikulum, Hilmaniar dan Windy, sebagai mahasiswa MBKM, secara detail memetakan kurikulum tersebut. Mereka merancang penurunan tiap pilar kurikulum khas Daarut Tauhiid dan menyusun silabus untuk setiap paket kurikulum tersebut, baik dalam skala tahunan maupun semesteran.
Selain terlibat dalam pembuatan kurikulum khas Daarut Tauhiid di bagian pendidikan kesetaraan, Hilmaniar dan Windy juga dilibatkan dalam kegiatan di Satuan PAUD Sejenis (SPS). Mereka mendampingi guru dalam proses pengajaran dan secara langsung terlibat dalam proses pembelajaran. Melalui pengalaman ini, mahasiswa MBKM dapat memahami cara seorang guru menghadapi berbagai perilaku dan tindakan yang dimiliki oleh setiap anak.
Selama pelaksanaan program MBKM di PKBM Daarut Tauhid, yang merupakan lingkungan pesantren, mahasiswa merasa mendapatkan banyak pengalaman dan pembelajaran yang berharga. Selain menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh selama kuliah, mahasiswa juga memiliki kesempatan untuk mengenal dunia kerja profesional. Mereka juga merasakan manfaat dari lingkungan yang mendukung pertumbuhan pribadi, terutama dalam aspek spiritual. Hal ini disebabkan oleh pengetahuan yang diberikan mengenai tata nilai budaya Daarut Tauhid dan keterlibatan mereka dalam kegiatan kajian keagamaan yang rutin diadakan untuk pegawai di lembaga tersebut.
Dosen pembimbing lapangan dari mitra, yaitu Kepala Unit PKBM Daarut Tauhid, Bapak Dadang Subagja, berharap bahwa setelah melaksanakan program MBKM ini, setidaknya terjadi perubahan positif dalam diri mahasiswa. Dia mengungkapkan harapannya agar mahasiswa dapat menginternalisasi tata nilai budaya Daarut Tauhid dan menjadi santri yang lebih baik lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H