Mohon tunggu...
nash
nash Mohon Tunggu... Lainnya - jobseeker

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

4 Cara Efektif untuk Membangun Pola Makan Seimbang untuk Si Kecil yang Picky Eater

2 Juli 2024   11:39 Diperbarui: 2 Juli 2024   11:48 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak yang picky eater atau suka pilih-pilih makanan, terkadang membuat para ibu cemas. Si Kecil yang picky eater biasanya ragu mencoba makanan baru atau tidak menyukai baru, rasa, atau tekstur tertentu dari makanan yang disajikan di rumah. Penurunan atau penambahan berat badan pun dapat terjadi jika si kecil pemilih dalam hal makanan.

Mengutip dari laman National Library of Medicine, adapun penyebab anak menjadi pilih-pilih makanan meliputi kesulitan makan dini, pengenalan makanan yang menggumpal saat masa penyapihan, tekanan untuk makan dan pilih-pilih makanan dini, hingga gejala depresi atau kecemasan ibu juga bisa menjadi faktor si kecil tumbuh menjadi picky eater.

Di samping itu, kebiasaan pilih-pilih makanan dapat menjadi tanda adanya gangguan makan yang mendasarinya, yang dikenal sebagai gangguan asupan makanan yang membatasi dan menghindari (AFRID). 

Menukil dari laman Health, AFRID menyebabkan kurangnya minat makan dan penghindaran terhadap makanan tertentu.Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika anak mungkin menderita AFRID. Orang dengan AFRID berisiko mengalami kekurangan gizi dan penurunan berat badan yang signifikan. Gangguan makan ini dapat menghambat pertumbuhan pada anak-anak.

Menghadapi anak yang picky eater, tampaknya menjadi PR pula bagi para ibu untuk membangun pola makan yang seimbang,. Meski picky eater, asupan nutrisi yang sesuai tetap harus dinomorsatukan ya, Bun.

Pola makan seimbang yang perlu diperhatikan  meliputi susu, buah, kacang-kacangan, kacang-kacangan dan biji-bijian, protein, sayuran, dan biji-bijian utuh. Di mana, jenis makanan ini menyediakan antioksidan , serat, mineral, dan vitamin yang penting untuk kesehatan optimal.

Berikut ini cara yang dapat Bunda lakukan di rumah untuk membangun pola makan seimbang dan sehat untuk si kecil yang picky eater. Mengutip dari laman Health, ini empat di antaranya.

  1. Menambahkan buah dan sayur

Para ahli menyarankan untuk mengonsumsi setidaknya dua porsi buah dan tiga porsi sayur setiap hari. Mungkin terdengar berlebihan untuk anak yang picky eater, tapi lakukanlah secara perlahan. 

Cobalah menambahkan satu porsi ke asupan harian anak setiap minggu. Makanlah buah-buahan, meskipun yang disukai hanyalah apel dan pisang. Buah-buahan ini merupakan sumber antioksidan, serat, mineral, dan kaya akan vitamin di dalamnya.

  1. Konsumsi banyak protein

Pastikan anak untuk terbiasa mengonsumsi banyak protein. Kamu bisamendapatkan protein dari daging sapi, ayam, ikan, dan babi. Sumber protein nabati meliputi kacang-kacangan, lentil, kacang-kacangan dan biji-bijian, serta tahu. 

Setidaknya, kamu perlu mengisi seperempat piring si kecil dengan protein.

  1. Pastikan untuk menyertakan produk susu

Para ahli menyarankan untuk minum atau mengonsumsi 8 ons produk susu per hari. Kalau si kecil nggak mau minum susu secara langsung, produk non-susu seperti susu almond bisa menjadi alternatif, asalkan produk tersebut diperkaya dengan nutrisi yang serupa.

  1. Pilih biji-bijian utuh

Usahakan untuk mengisi seperempat piring si kecil dengan biji-bijian utuh. Pertimbangkan jenis biji-bijian utuh yang si kecil suka makan. Ini bisa termasuk jelai, beras merah, oat, quinoa, dan roti atau pasta gandum utuh.

5. Makanan Sehat untuk Si Picky Eater

Masih menukil dari laman yang sama, berikut lima jenis makanan sehat untuk si kecil yang picky eater.

  1. Es Krim Pisang

Pisang merupakan sumber kalium yang kaya, dengan satu buah pisang berukuran sedang mengandung sekitar 422 miligram mineral kalium. Kalium sangat penting untuk kesehatan tulang, jantung, dan otot.

Kamu bisa mencampurkan pisang dengan selai kacang, bubuk kakao tanpa pemanis, atau jenis susu favorit si kecil untuk membuat "es krim" pisang. 

  1. Sereal 

Sarapan sereal adalah salah satu cara untuk mendapatkan zat besi, terutama jika si kecil tidak menyukai buah atau sayuran yang kaya akan mineral ini. 

Zat besi membantu dalam pembentukan hemoglobin, yang merupakan bagian penting dari sel darah merah dan bertanggung jawab untuk menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Penting untuk mendapatkan cukup zat besi dalam makanan karena tubuh tidak dapat memproduksinya sendiri.

  1. Buah-buahan Kering 

Kalau si kecil tidak menyukai tekstur buah-buahan tertentu, mereka bisa mendapatkan serat, mineral, dan vitamin dengan mengonsumsi buah-buahan dalam bentuk kering beku. 

Metode ini mengubah tekstur buah menjadi lebih ringan dan renyah. Satu porsi buah kering sebanyak setengah cangkir dihitung sebagai satu porsi buah.

  1. Makaroni dan Keju

Makaroni dan keju dapat menjadi sumber zat besi dari pasta, serta kalium dan vitamin D dari keju dan susu. Vitamin D membantu penyerapan kalsium yang penting untuk kesehatan tulang. 

Meskipun makaroni dan keju sering dianggap sebagai makanan yang tidak sehat, kamu bisa membuatnya lebih sehat dengan menggunakan keju rendah lemak dan pasta gandum utuh. 

  1. Roti Lapis Selain Kacang

Selai kacang merupakan sumber lemak dan protein yang sehat. Lemak tak jenuh yang terdapat dalam selai kacang membantu menurunkan kolesterol LDL ("jahat"), yang merupakan faktor risiko signifikan untuk penyakit jantung. Protein merupakan zat gizi makro yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, remaja, dan ibu hamil.

Semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun