Mohon tunggu...
nash
nash Mohon Tunggu... Lainnya - jobseeker

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Mengenal Apa Itu Philophobia, Perasaan Takut untuk Jatuh Cinta

25 Juni 2024   14:35 Diperbarui: 25 Juni 2024   16:50 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi patah hati (Freepik/freepik)

Kalau bicara soal cinta, seolah tidak akan pernah ada habisnya. Cinta terkadang hadir tanpa sengaja, bisa spontan begitu saja. Ketika cinta datang, hati terasa berbunga-bunga, perut rasanya dipenuhi ‘Kupu-kupu’, sensasi cinta begitu berbeda.

Ketika cinta hadir, kebahagiaan pun turut menghampiri. Hari-hari jauh lebih berwarna ketika dilalui bersama dia yang kita cinta. Namun, bagaimana dengan pengidap philophobia? Kamu, pastinya sudah nggak asing bukan dengan istilah psikologis yang satu ini, bukan?

Ya, philophobia, kelainan psikologis yang membuat pengidapnya merasa takut untuk jatuh cinta dan mencintai. Ketakutannya akan cinta begitu kuat, mereka merasa sulit bahkan terkadang mustahil untuk merajut dan mempertahankan hubungan cinta di dalam hidupnya.

Menukil dari laman Cleveland Clinic, philophobia sendiri berasal dari Bahasa Yunani. “Philos” artinya mencintai atau dicintai, dan “Phobos” (fobia) adalah kata Yunani untuk rasa takut.

Bila kedua kata tersebut dikaitkan, philophobia merujuk pada makna seseorang yang merasa takut untuk jatuh cinta dan menjalin hubungan dengan orang lain.

Masih menyadur dari laman yang sama, ada berbagai faktor risiko dari seseorang yang mengidap philophobia. Di antaranya adalah.

  1. Riwayat keluarga

Menyaksikan orang tua atau orang yang dicintai bergumul dengan fobia atau gangguan kecemasan mungkin membuatnya cenderung memiliki ketakutan yang sama. Seperti perceraian orangtua, misalnya.

  1. Genetika

Beberapa penelitian menunjukkan, beberapa orang memiliki perubahan gen yang membuat mereka lebih rentan terhadap gangguan kecemasan dan fobia.

  1. Fobia lainnya

Memiliki lebih dari satu fobia adalah hal yang umum. Seseorang yang takut akan cinta mungkin juga takut akan komitmen (gamophobia), penolakan, atau pengabaian.

Lalu, apa saja tanda-tanda dari seseorang yang mengidap philophobia?

  1. Trauma menjalin hubungan

Pengidap philophobia mungkin mengalami trauma dari hubungan masa lalunya. Akibatnya, saat ada seseorang yang mulai mencintainya, ia merasa khawatir.

Ia percaya bahwa cinta yang datang hanya akan merusak hidupnya. Ketakutannya adalah trauma menyakitkan dari masa lalu akan terulang kembali. Oleh karena itu, ia berusaha keras untuk mencegah dirinya jatuh cinta pada orang lain.

  1. Sulit terbuka dan percaya dengan orang lain

Seperti disebut dalam laman Marriage, pengidap philophobia akan sulit terbuka dengan orang lain, even teman sekali pun. Mereka memiliki kekhawatiran kalau teman atau orang terdekat akan memandangnya buruk atau justru mengabaikannya jika bersikap terbuka.

Selain itu, pengidap philophobia kemungkinan besar akan merasa sangat sulit percaya orang lain dalam hubungan intim, dan mungkin terus-menerus mempertanyakan niat pasangannya ketika menjalin hubungan.

  1. Bersikap dingin dan kaku

Karena takut jatuh cinta lagi, perilakunya menjadi tertutup atau dingin dan kaku. Hal ini membuat banyak pria ragu untuk mendekatinya dan membangun hubungan dengannya. 

Meskipun dia mungkin tertarik pada beberapa pria, ia akan menahan perasaannya sendiri dan nggak mau orang lain mengetahuinya.

  1. Insecure kalau ada yang mendekati

Orang yang menderita philophobia sering merasa insecure ketika ada pria yang mencoba mendekatinya. Semakin parah philophobia yang dialaminya, ia bisa merasakan kegugupan berlebihan jika ada pria yang mencoba memenangkan hatinya.

Reaksi bisa berupa keringat dingin, gemetar, atau bahkan pingsan. Kondisi ini perlu mendapat perhatian serius. Mereka yang mengalami philophobia yang parah disarankan untuk mencari bantuan dari seorang psikolog untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

  1. Betah nge-jomblo

Orang yang mengidap philophobia  mungkin mulai menikmati kehidupan lajang alias betah nge-jomblo karena tidak melibatkan risiko apa pun. Mereka dapat melakukan apa pun yang mereka inginkan kapan pun mereka mau, dan mereka tidak perlu khawatir akan terbuka kepada orang lain atau dikecewakan.

Gimana cara mengatasinya?

Menukil dari laman WebMd, pengobatan utama yang direkomendasikan untuk philophobia adalah mencari terapi atau konseling dengan seorang profesional kesehatan mental. Mereka akan membantu mereka yang mengidap philophobia mengeksplorasi hubungan masa lalunya untuk mengidentifikasi akar dari rasa takut terhadap cinta. 

Terapis dapat menggunakan teknik-teknik seperti latihan relaksasi atau pekerjaan rumah terapeutik lainnya untuk membantu orang tersebut merasa lebih nyaman dalam berkencan dan membina hubungan.

Terapis mungkin menerapkan terapi perilaku kognitif (CBT) untuk membantunya mengubah pola pikir dan perilaku yang berkontribusi terhadap ketakutan dalam hubungan. Mereka juga bisa menggunakan terapi desensitisasi sistematis, atau counterconditioning, di mana mereka secara bertahap memaparkan pada konsep jatuh cinta untuk mengurangi sensitivitas terhadap ketakutan tersebut. 

Hipnoterapi berbeda dengan gambaran hipnotis di panggung atau film. Ini lebih mirip dengan meditasi terpandu yang membantu pengidapnya membayangkan diri sendiri mengatasi rasa takut dan melakukan hal-hal yang ingin dilakukan.

Semoga bermanfaat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun