Kereta kedua datang lagi sekitar 15 menit. Tapi penumpang sudah tampak penuh sejak gerbong pertama yang merupakan gerbong penumpang wanita.
Penumpang tampak berjajar digaris pintu KRL, penumpang yang tak bisa masuk hanya menyaksikannya.
Saya langsung memutuskan untuk menunda naik ke kereta berikutnya seraya berharap ada kereta balik dari Stasiun Depok Lama.
Ternyata ada pengumuman bahwa kereta berikutnya di Stasiun Citayam yang berarti kereta dari Bogor dan sudah pasti penuh.
Tapi daripada menunggu lagi dan sampai tujuan terlambat, saya langsung bertekad naik ke gerbong kereta sebarapa pun kondisi penumpangnya.
Dan memang sangat penuh, saya memilih dibaris pertama, dan berhasil naik namun harus ikhlas berdempetan penumpang.
Saya masuk dan langsung terdorong menempel penumpang lain di depannya. Sangat berhimpitan sehingga membalikkan badan pun sudah tak mampu.
Saya sudah berpengalaman menempatkan diri dalam posisi sangat berdesakan seperti itu.
Saya memiih tak mencari pegangan karena biasanya memang jauh dari gantungan atau pesi pegangan.
Saya biarkan kondisi saya mengalir terombang-ambing gerakan penumpang saat kereta hendak berjalan dan berhenti.
Begitulah, badan menempel di tas dan tubuh penumpang lain menjadi hal yang bukan asing lagi. Berdempetan dengan penumpang lawan jenis pun tak terhindarkan.