Kapolda Sumatera Barat (Sumbar) Irjen Fakhrizal dimutasi menjadi Widyaiswara Utama Sespim Lemdiklat Polri.
Ia akan meninggalkan Sumatra Barat setelah mengabdi selama 3 tahun lebih sebagai Kapolda.
Menjelang kepindahannya, sejumlah tokoh di Sumbar menyambangi ruang kerja Jenderal bintang dua ini pada Senin (9/12/2019).
Mereka terdiri dari alim ulama hingga cadiak pandai.
Adapun tokoh yang hadir di antaranya, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sumbar, Prof Duski Samad, Ketua DPW Muhammadiyah Sumbar Shofwan Karim, Buya Bagindo Leter, Buya Masoed Abidin serta tokoh lainnya.
Mereka mengucapkan terima kasih atas kinerja Irjen Fakhrizal selama menjadi Kapolda Sumbar.
Para tokoh tersebut menggambarkan bahwa sosok Irjen Fakhrizal telah melaksanakan petuah negeri selama menjabat Kapolda.
Meskipun akan pindah ke Mabes Polri, namun para tokoh berharap Irjen Fakhrizal dapat kembali ke kampung halaman.
Ia yakin, sosok Fakhrizal akan berguna bagi masyarakat Sumbar ke depannya.
"Terselip rasa, rasa ini petuah kita. Kalau merantau, merantau kemana sajalah dulu. Nanti kalau berguna kembali ke kampung. Pulang kampung lebih membawa kebaikan dan martabat," ungkap Buya Masoed Abidin seperti dikutip Tribunnews
Ia tak mengaitkan permintaan Irjen Fakhrizal untuk pulang kampung sebagai isyarat maju sebagai Gubernur Sumbar.
Namun menurutnya, hal tersebut telah sebagai permintaan masyarakat Sumbar.
Jauh sebelum ditarik ke Jakarta, Venture kawan satu almamater Fakhrizal di SMA Negeri 2 Padang menyebut bahwa Irjen Pol Fakhrizal maju di calon perseorangan alias calon independen di Pilkada Sumbar 2020.
Venture menyebut kalau desakan maju dengan kapal Parpol cukup banyak kepada Fakhrizal.
"Tapi beliau keukeuh untuk maju di jalur calon perseorangan, bahkan kalau maju dengan Parpol biarlah tidak maju, itu kata Pak Kapolda sekitar bulan Mei dulu,"ujarnya.
Fakhrizal sendiri dengan santai mengatakan maju Cagub di jalur perseorangan atau independen.
"Saya tidak mencari amanah, tapi dia datang karena diberi, lalu saya mau membuktikan apa betul masyarakat selama ini mendorong maju mau ikhlas dan tulus kasih KTP," ujar Fakhrizal.
Kapolda mengaku terbantu oleh spontanitas masyarakat yang bela-belain mencari KTP untuk syarat jadi Cagub dari jalur perseorangan.
"Kalau 10 sahabat bergerak dapat 100 KTP itu sudah 1000, kalau satu dunsanak menggalang KTP dapat 1000, ada 10 dunsanak itu sudah 1000 ribu KTP, Alhamdulillah," ujar jenderal bintang dua yang tersebut dengan Kapolda Ninik Mamak itu.
Sosok Irjen Pol Fakhrizal
Irjen Pol Fakhrizal lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat, 26 April 1963 (56 tahun).
Alumni Akpol 1986 itu adalah seorang perwira tinggi Polri. Ia merupakan mantan Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah (2015--2016) dan Kepala Kepolisian Daerah Sumatra Barat (2016--2019).
Saat masih menjabat Kapolda Sumbar, Fakhrizal menuai kontroversi karena mendeklarasikan maju calon gubernur Sumbar.
Merespon hal ini, Kapolri Idham Azis menegaskan bakal memecat Kapolda Sumatera Barat Irjen Fahkrizal jika memang benar terbukti ingin mengikuti pemilihan kepala daerah.
Melalui Surat Telegram Kapolri Nomor ST/3229/XII/KEP/2019 tertanggal 6 Desember 2019, posisi Fakhrizal sebagai Kapolda selanjutnya diganti oleh Irjen Pol Toni Harmanto.
Ketua DPW Muhammadiyah Provinsi Sumatera Barat, Shofwan Karim mengatakan bahwa Irjen Pol Fakhrizal sebenarnya sudah sangat pas di Sumatra Barat.
Shofwan Karim melihat, keamanan di Sumatra Barat selaman Irjen Pol Fakhrizal menjabat sebagai Kapolda lebih terkendali dan sangat kondusif.
"Ini pendapat saya secara pribadi, kabar ini membuat saya kaget karena kondisi Sumatra Barat selama Fakhrizal menjabat sangat kondusif," kata Shofwan karim dalam keterangannya, Sabtu (7/12/2019).
Shofwan berharap Fakhrizal tidak hengkang dari Sumatra Barat dengan mengambil keputusan pensiun dini.
Dengan pangkatnya sebagai jenderal bintang dua, Fakhrizal sebenarnya sudah setara Gubernur Sumatra Barat.
Fakhrizal harus menetap di Sumatra Barat dengan fungsi lain, yaitu Gubernur.
"Sosok seperti Fakhrizal itu sangat khas dan masyarakat Sumatra Barat sangat membutuhkan. Dia harus penisun dini dan tetap di Sumatra Barat sebagai Gubernur," lanjut Shofwan Karim.
Di Sumatra Barat, Fakhrizal dikenal sebagai Kapolda Ninik Mamak yang sangat mengayomi masyarakat.
Fakhrizal memberikan akses kepada masyarakat untuk menghubungi secara langsung.
Apakah Fakhrizal bakal menuruti keinginan maju ke Pilkada Sumbar 2020 dengan risiko pensiun dini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H