Marzuki, salah seorang dari pria yang menempeleng Bruno, segera menelepon Gofar. Ia mengabarkan kepada komandannya itu bahwa buruan mereka naik motor boat ke arah Kepulauan Seribu.
"Apaaa, Kepulauan Seribu?" Gofar setengah berteriak, tak percaya. Ia lantas menyerahkan handphone ke Jaka yang ada di sebelahnya.
"Zuk, yang namanya Kepulauan Seribu itu pulaunya tidak satu, banyak. Jadi menuju ke pulau mana? Pulau bidadari, Pulau Pramuka, Pulau Tidung, Pulau Bira atau pulau mana?"
"Aduh, maaf tuan bos, saya tadi belum nanya soal itu. Sebentar ya?"
Marzuki mendatangi Bruno yang tak berdaya untuk menanyakan ke pulau mana kapal boat yang ditumpangi Ramon dan Arni. Bruno pun menyebut ke sebuah pulau yang ada Kapal Pesiarnya.
Bruno tak tahu di nama pulau itu, karena Ramon dan Arni tak pernah menyebutnya.
Meski dipaksa hingga pipinya berdarah karena goresan pisau lipat, Bruno tetap saja tak bisa menyebut pulau apa. Marzuki kembali menelepon Gofar dan menyampaikan info bahwa Ramon dan Arni menuju sebuah kapal pesiar di Kepulauan Seribu.
"Kapal pesiar, yang beneerr...," teriak Gofar tak habis mengerti. Ia buru-buru mengabari Jaka.
Sang bos ternyata menujukkan reaksi serupa. "Apaa, dia mau ke sini. Yang beneerr..." (bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H