Mohon tunggu...
Biso Rumongso
Biso Rumongso Mohon Tunggu... Jurnalis - Orang Biyasa

Yang terucap akan lenyap, yang tercatat akan diingat 📝📝📝

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

PSK Galau di Bulan Penuh Rahmat (6)

28 Juli 2012   20:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:30 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Dengan posisi itu, Ramon jadi lebih sering bertemu Jaka, bahkan menemaninya di sejumlah pertemuan penting.

Tragisnya sejak itu Ramon mengetahui siapa Jaka sesungguhnya. Sejak itu, Jaka seperti menjelma sebagai paman Nabil. Memaksa Ramon bercinta dengannya.

Beda dengan paman Nabil yang jomblo, Jaka sebenarnya punya anak-istri. Keduanya sama-sama memperkosa Ramon, bedanya Jaka lebih keji. Ia merasa sebagai kekasih sekaligus orang yang berkuasa penuh atas kehidupan Ramon.

Selain harus tunduk dengan permintaannya, Jaka juga tak mau melepas Ramon begitu saja dari cengkramannya.

Dengan kekuasaan uang dan jaringan pengaruhnya, Ramon dibuatnya tak bisa sembarangan kabur. Buktinya, pelarian ke tempat kos Arni merupakan kali keduanya. Dan ia kembali bisa ditemukan Jaka.

Maka mengingat Jaka adalah mengingat kengerian yang bakal dihadapinya. Ia yakin setelah menyekapan itu, ia akan ada penyiksaan yang lebih kejam. Ramon membayangkan kegetiran hidupnya belum akan berakhir.

Dalam kegetiran ia kembali teringat Arni. Perempuan itu mirip dengan ibunya, terutama dari sorot mata dan kepasrahan dalam menjalani hidup.

Bersyukur Ramon masih bisa bertemu dan telah menyatakan keinginan untuk menikahinya. Tapi apakah ia akan kembali bertemu Arni dan menjalani hidup sebagai keluarga sakinah bersamanya, Ramon tidak tahu.

Ramon hanya bisa berdoa, "Ya Alloh di bulan penuh Rahmat ini hanya satu permintaanku. Beri keselamatan dan rezeki melimpah buat calon istriku, Arni." (bersambung)

PSK Galau di Bulan Penuh Rahmat (7)

Kisah-kisah lain ada di sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun