Keduanya offline. Dilanjutkan ngobrolnya via telepon selular.
Jamila bilang ia kerap ditelepon Jaka untuk mengetahui keberadaan Ramon. Sempat yang bersangkutan tak percaya jika Jamila tak mengetahuinya. Jaka akhirnya tak pernah menelepon lagi karena ia yakin Jamila memang benar-benar tak tahu.
Tapi kemarin, Jaka mengirim kabar Jamila via BBM bahwa Ramon kabur lagi.
“Kayaknya ia marah banget. Dia bilang akan membunuhmu jika menemukannya.”
“Aku tahu. Makanya aku mau kabur ke sebuah tempat di luar Pulau Jawa. Maaf aku tak bisa memberi tahumu lokasinya ya Mil?”
“Nggak masalah, aku paham kok. Saranku, jangan terbang melalui Bandara Juanda di sana banyak berkeliaran mata-matanya Jaka.”
“Oh begitu ya. Terus lewat mana?”
“Kamu langsung cari penerbangan dari Jakarta. Cari penerbangan yang langsung ke kota tujuanmu. Di sana kan banyak pilihannya. Jangan yang transit lagi di Surabaya.” Jamila seakan tahu bahwa Ramon akan pergi ke daerah Indonesia bagian Timur.
“Terimakasih sekali infonya Mil. Aku akan ikuti saranmu. Aku akan terus mengonakmu. Tapi nomor HPnya ntar gonta-ganti. Jangan kaget ya. Biar aman”
“Okelah. Hati-hati di perjalanan. Mudah-mudahan lancar dan selamat,” ucap Jamila.
Saat hendak menutup telepon, Jamila mengangkat lagi karena mendengar Jaka menanyakan sesuatu.