Ketika ditanya kenapa tak lagi main dengan anak tetangga seperti sebelumnya. Ia menjawab singkat: malesin. Maksudnya anak tetangga tersebut dianggap sudah membosankan.
Namun namanya juga anak, malesin yang dimaksud hanya tak mau bermain lagi bersamanya karena jika bertemu keduanya tetap akrab.
Kini anak saya lebih suka bergaul dengan teman sekolah dibanding para tetangganya. Sehari-hari yang dibicarakan adalah teman sekolah, bukan teman di sekitar rumah.
Saat pulang ke sekolah ia kadang mengajak teman sekolahnya (perempuan) bermain di rumah. Keduanya kadang-kadang saling menyebut teman sekolah sebagai pacar si A atau pacar si B.
Si bungsu jadi jarang bermain di luar rumah dengan anak sekitarnya. Ketika ditanya soal itu, dimulai melalui mbaknya, terjawab sudah alasannya.
"Takut kulit nya jadi hitam." katanya.
Kami tersenyum dengan jawaban itu. Jangan-jangan jawaban kali ini terpengaruh teman sepergaulan di sekolahnya.
"Ah dasar anak perempuan," pikir saya. (Soalnya mana ada anak laki takut kulitnya hitam. iya kan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H