Suatu hari Ika menerima SMS dari Intan yang mengaku habis dari dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Jombang. Ia habis berkunjung ke rumah Ponari. "Mimpiku menuntun ke sana. Tapi tak kutemukan pria berwajah teduh itu," kata Ika membacakan isi SMS dari Intan. Ika mencoba meneleponnya, tapi tak dijawab. Ia juga mereply SMS Intan, namun sama-sama nihil.
Beberapa hari kemudian, Ika dikagetkan dengan kemunculan Intan di rumahnya. Intan bilang habis terbang dari Makasar, Sulawesi Selatan. Di sana Intan mengaku usai berkunjung ke rumah Randi Wijaya Kusuma, seorang bocah kelas 1 SMP yang memiliki kemampuan mengobati seperti Ponari.
"Jadi, kamu temukankah lelaki berwajah teduh itu?" tanya Ika seperti tak sabar. Intan hanya geleng kepala. Namun wajahnya tak lagi kelam seperti sebelumnya. Wajah Intan tampak lebih fresh, lebih bersinar dan kembali tersenyum.
"Lelaki berwajah teduh itu ternyata sebuah kearifan yang kutemukan pada wajah-wajah orang-orang yang berobat di tempat Ponari dan Randi. Wajah mereka kembali bersinar, kembali sejuk, setelah sekian lama putus asa ditindih keadaan," tutur Intan.
Wajah Ika berkerut-kerut kencang pertanda tak mengerti. Namun ia tak hendak bertanya lebih banyak. Kehadiran Intan baginya lebih baik daripada cerita lelaki berwajah teduh itu sendiri.
*Cerpen dibuat Pebruari 2009, saat heboh berita Ponari yang fenomenal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H