4. Penyakit MentalÂ
Gejala psikosis paling sering terjadi pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa. gejala mungkin termasuk delusi atau halusinasi. Penyakit jiwa dapat menimpulkan stigma negatif atau pelanggaran HAM di masyarakat.Â
5. Menyakit Diri Sendiri hingga Bunuh DiriÂ
Ada beberapa faktor resiko perilaku bunuh diri di kalangan remaja. Misalnya, penggunaan alkohol yang berbahaya, penyalahgunaan selama masa kanak - kanak, dan hambatan untuk mengakses perawatan psikologis. Selain itu, media sosial kini menjadi penyebab terbesar remaja bunuh diri, penggunaan media sosial. Media sosial sepertinya telah menjadi alasan adanya tekanan dan media sosial banyak orang yang berkomentar tentang kehidupan. Tidak banyak orang yang dapat menghindari situasi ini banyak orang yang memberikan tekanan, karena situasi seseorang berbeda dengan seseorang yang mengomentari hidupnya dan setiap orang memiliki levelnya sendiri.Â
6. Perilaku BeresikoÂ
Remaja juga rentan mengambil banyak resiko, seperti seks dini, merokok, minum - minuman keras dan penyalahgunaan narkoba.Â
7. Faktor PribadiÂ
terlihat bahwa faktor individu juga mudah dipengaruhi oleh remaja. Selain faktor genetik?fisik, berbagai gangguan jiwa juga memiliki latar belakang genetik yang cukup nyata, seperti gangguan perilaku, gangguan kepribadian, dan gangguan psikologis lainnya. Kurang nya keterampilan sosial juga menjadi faktor personal, seperti mengatasi rasa takut, perasaan rendah diri dan depresi. Keyakinan bahwa berperilaku kekerasan dapat diterima, dan disertai dengan keyakinan tidak dapat mengatasi amarah, dapat dikatakan bahwa remaja memiliki perasaan emosional yang tinggi. Tidak hanya itu , ada juga faktor keluarga yang dapat menyebabkan gangguan jiwa pada remaja akibat ketidakharmonisana antara orang tua, orang tua yang menyalahgunakan narkoba, dan gangguan jiwa yang tidak bisa dipahami dan seringkali orang tua dominan. Semua kondisi diatas biasanya berujung pada serangan. Perilaku dan tempramen anak - anak dan remaja yang sangat sulit. Selain itu, ada faktor sekolah seperti bullying, yang merupakan pengaruh kuat dari kelompok sebaya dan mempengaruhi kegagalan akdemik. Perilaku bullying dapat berupa : fisik (mencubit, memukul, berteriak atau menampar), Psikologis (bullying, mengabaikan dam diskriminasi), dan verbal (mengutuk, mengejek, dan memfitnah). Keadaan dan kehiduupan membuktikan bahwa pada komunitas tertentu, gangguan jiwa yang berkaitan dengan kemiskinan, pengangguran, perceraian orang tua dan adanya penyakit kronis di kalangan remaja sangat erat kaitannya dengan berbagai kondisi kehidupan dan sosial.Â
8. Faktor ProtektifÂ
Faktor protektif merupakan faktor yang dapat dijelaskan karena tidak semua remaja dengan faktor resiko akan mengalami gangguan perilaku atau emosi atau mengalami penyakit tertentu. 10 - 11 Rutter (1985) menjelaskan bahwa faktor protektif adalah daktor yang dapat mengubag atau meningkatkan respons manusia. Rae Grant N, Thomas H, dkk. Menyarankan berbagai faktor proktetif, termasuk :Â
1. karakter pribadi yang positifÂ