Mohon tunggu...
Wistari Gusti Ayu
Wistari Gusti Ayu Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru

Guru adalah profesi yang mulia, saya bangga menjadi guru

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Rujak Sentul, Rujak Kuno yang Tampil Kekinian untuk Mencukupi Kebutuhan Vitamin C

24 April 2020   15:21 Diperbarui: 24 April 2020   15:39 1243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rujak sentul dalam kemasan

Sentul adalah nama buah yang mungkin tidak dikenal oleh semua orang tidak sepopuler manggis yang susunan buahnya sangat mirip dengannya. Jika manggis sudah mendapat julukan si ratu buah, beda halnya dengan sentul ia hanya dianggap sebagai 'wild manggostean'.

Di Bali, buah ini biasa dimanfaatkan masyarakat desa jaman dulu sebagai rujak. Rasa buah sentul yang umumnya asam dan ada juga yang agak manis, karena tiap pohon biasanya tingkat manisnya berbeda-beda.

Anak-anak desa yang sering bermain di ladang, kerap mengambil buah sentul matang yang telah jatuh ke tanah dan diolah menjadi rujak. Mereka sengaja membawa bumbu seperti gula, garam dan cabai dari rumah masing-masing.

Jika buah-buahan lain seperti jambu, mangga, kedondong ataupun pepaya sudah lazim digunakan sebagai bahan rujak yang dijual di warung, sentul dahulu sama sekali tidak dilirik untuk diperjual-belikan.

Buah ini di Bali pada zaman dulu tidak memiliki nilai ekonomis, kecuali batangnya yang sudah tua bisa ditebang dan dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.

Namun kini, sentul yang dulu hanya menjadi makanan orang desa, dilirik sebagian orang dijadikan peluang bisnis. Apalagi di musim wabah corona, banyak orang yang berburu makanan yang kaya akan vitamin C. 

Rujak sentul
Rujak sentul
Tidak usah diragukan lagi, buah lokal ini memang kaya akan vitamin A dan C, khususnya vitamin C dipercaya dapat membantu menjaga kekebalan tubuh serta mempercepat penyembuhan penyakit. Selain itu daunnya juga sering dimanfaatkan sebagai penurun kolesterol dan juga antikanker.

Rujak sentul dulu yang diolah dengan bahan seadanya disajikan di atas daun pisang oleh anak-anak desa, di Bali sekarang ini sudah dapat dinikmati dengan  tampilan kekinian. 

Berawal dari kerinduan anak desa terhadap makanannya saat kecil dulu, dan juga rasa penasaran orang-orang kota dengan rujak sentul ini, kini di Bali rujak sentul gampang ditemukan di warung-warung yang khusus menjual rujak.

Selain itu banyak pula yang membuatnya menjadi rujak berkuah yang dikemas dalam botol-botol plastik, sehingga bisa lebih tahan lama jika disimpan dalam kulkas.

Rujak sentul dalam kemasan
Rujak sentul dalam kemasan
Jika di sekitar tempat anda buah ini belum banyak yang memanfaatkannya, bisa dicoba mengolahnya menjadi rujak sentul khas Bali dengan bahan sebagai berikut :

1. Buah Sentul atau Kecapi (3 buah)

2. 3 sendok makan gula pasir

3. 3 buah cabe rawit

4. Garam secukupnya

5. Terasi bakar secukupnya

Cara membuatnya adalah, kupas kulit buah sentul tipis saja sampai kelihatan bagian kulit yang berwarna putih kekuningan di dalamnya, kemudian parut sampai bijinya yang terbungkus daging buah kelihatan. Campurkan bagian kulit tersebut dengan bijinya yang masih terbungkus daging buah berwarna putih dengan bumbu yang sudah diulek sampai merata, jika sentul yang digunakan agak asam gula bisa ditambahkan lagi sesuai selera. Agar lebih segar dapat ditambahkan es batu atau air es. Rujak sentul siap dihidangkan.

Rujak yang segar ini tidak saja bisa memenuhi kebutuhan akan vitamin C untuk tubuh anda, seandainya anda ingin berbisnis di tengah pandemi ini mungkin bisa dicoba mengembangkan usaha kecil-kecilan dengan menjual rujak Sentul ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun