Mohon tunggu...
Wistari Gusti Ayu
Wistari Gusti Ayu Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru

Guru adalah profesi yang mulia, saya bangga menjadi guru

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kenali Perbedaan Alergi dan Autoimun

29 September 2019   15:03 Diperbarui: 16 April 2021   19:33 2402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bintik merah pada wajah (Sumber: merdeka.com)

Namun ketika penyakit sang anak tak kunjung sembuh akhirnya orangtua anak tersebut mendaftarkan keluarganya untuk ikut BPJS untuk meringankan biaya pengobatan, dan akhirnya dengan rujukan ke rumah sakit diketahuilah bahwa anaknya menginap lupus yang merupakan penyakit autoimun yang tentu saja penanganannya tidak hanya dengan obat alergi dan sekedar menghindari telur. 

Penderita lupus harus menghindari panas matahari, udara yang dingin, menjaga pola makan, cukup istirahat dan masih banyak pantangan lain agar kondisinya tetap stabil.

Lupus adalah penyakit peradangan (inflamasi) kronis yang disebabkan oleh sistem imun atau kekebalan tubuh yang menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh sendiri. Penyakit seperti ini disebut penyakit autoimun. Sedangkan alergi adalah reaksi sistem kekebalan tubuh manusia terhadap benda tertentu, yang seharusnya tidak menimbulkan reaksi di tubuh orang lain. 

Jadi sudah sangat terlihat bedanya, walaupun sama-sama merupakan reaksi imun, pada autoimun, sistem imun menyerang tubuh sendiri, namun pada alergi sistem kekebalan menyerang benda tertentu, seperti misalnya reaksi tubuh terhadap telur yang pernah dinyatakan oleh dokter menyebabkan bintik kemerahan pada anak tersebut.

Saya merasa dengan adanya peristiwa ini, mengisyaratkan pada kita untuk sangat berhati-hati mengenali suatu penyakit. Penyakit yang awalnya hanya dianggap alergi biasa, bisa saja merupakan tanda awal penyakit serius. Jika tidak ditangani dengan tepat dan diagnosa yang tepat sangatlah membahayakan bagi penderita.

Mungkin ada baiknya anak-anak dibekali pengetahuan untuk mengetahui sinyal-sinyal berbahaya dalam tubuhnya. Agar ketika ada sesuatu yang aneh yang ia rasakan, ia akan cepat menyampaikannya kepada orangtua agar segera mendapat pengobatan yang tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun