Mohon tunggu...
Wistari Gusti Ayu
Wistari Gusti Ayu Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru

Guru adalah profesi yang mulia, saya bangga menjadi guru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perjuangan Dian Sastro dan Para Guru untuk Kesembuhan serta Pendidikan Anak Autis

26 Agustus 2019   15:59 Diperbarui: 26 Agustus 2019   16:10 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: republika.co.id

Autisme adalah gangguan otak yang membatasi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain, sedangkan attention deficit hiperaktif disorder (ADHD) adalah gangguan perilaku yang khas dengan gejala sulit memerhatikan, hiperaktif, disertai dengan dorongan impulsivitas yang tinggi. Salah satu tipe ADHD adalah ADD atau Attention Deficit Disorder.

Kedua kelainan tersebut pada anak memang harus cepat diterapi, agar peluang sembuh lebih besar sehingga mereka bisa berinteraksi serta belajar dengan baik di sekolah. Namun bagi mereka yang memiliki keterbatasan biaya, hanya meminta kami para guru melakukan yang terbaik bagi anak mereka.  

Sebagai guru, kami selalu berusaha, semampunya. Terkadang kami sengaja duduk di sebelah anak-anak tersebut untuk membuat anak tersebut fokus. Dan  kami harus benar-benar bisa bersabar agar bisa mengarahkannya dengan baik dan agar kondisi kelas tetap kondusif. 

Memang agak berat bagi seorang guru di sekolah umum, untuk mendidik anak berkebutuhan khusus. Berbagai trik juga harus benar-benar dipersiapkan, seperti sering mendekatinya dan memberi perhatian, karena mungkin saja mereka lebih lambat dari anak lainnya, melatih fokus serta mengajarnya dengan menceritakan hal yang disenanginya. 

Selain itu kami harus banyak mencari informasi mengenai kondisi autisme ini, anak ini selain tidak bisa mendapatkan pengobatan atau terapi karena keterbatasan biaya, tidak mungkin juga dipindahkan ke sekolah autis. 

Di Bali sekolah untuk anak Autis hanya terdapat di Denpasar, namun bagi saya sendiri, menerima anak autis dengan derajat yang tidak parah di sekolah umum juga dapat memberikan suatu 'terapi' bagi sang anak. Anak tersebut lebih cepat bisa berinteraksi dengan orang lain, dengan teman maupun guru di sekolah. Bahkan juga kami harus lebih banyak belajar mengenai diet-diet penderita autis, serta berbagai terapi yang bisa diterapkan di rumah agar bisa menyarankannya kepada orang tua.

Nah begitulah perjuangan kami, jika orang tua yang memiliki anak Autisme berjuang agar anaknya sembuh, kami pun akan selalu berusaha memberikan pendidikan yang terbaik untuk mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun