Mohon tunggu...
Wistari Gusti Ayu
Wistari Gusti Ayu Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru

Guru adalah profesi yang mulia, saya bangga menjadi guru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tidak Seperti Nasib "Getah Getih", Ini Deretan Instalasi Bambu yang Menuai Pujian

20 Juli 2019   16:44 Diperbarui: 22 Juli 2019   04:47 2290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bamboo Baroque (Sumber: kiostix.com)

Getah-getih adalah instalasi bambu yang mengundang banyak perhatian. Dilansir dari kompas.com, Getih Getah dibuat oleh seniman bernama Joko Avianto atas permintaan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Anies menyambut keinginannya untuk membuat karya seni dari bahan khas Indonesia dalam rangka menyambut perhelatan Asian Games 2018.

Pembuatan karya seni Getah Getih membuat Anies menuai banyak kritikan, di samping kritikan karena bentuk karya seni ini yang disorot mirip dengan pose "senggama". Yang menjadi sorotan biaya besar dikeluarkan dalam membuat karya ini juga banyak yang menyayangkannya.

Dilansir dari wartakota.tribunews.com, Sekretaris Fraksi Partai Hanura DPRD DKI Jakarta Veri Yonnevil menilai pemasangan instalasi anyaman bambu Getah Getih di Bundaran HI, merupakan hal yang sia-sia. Sebab, untuk membuat bambu yang hanya berusia 11 bulan, diperlukan dana hingga Rp 550 juta.

Berbeda dengan instalasi bambu Getah Getih di Bunderan HI, deretan instalasi bambu yang dibuat di Bali, sebaliknya menuai pujian. Instalasi bambu yang dibuat di Bali, biasanya untuk mendukung suatu acara dan selalu sukses menjadi ikon serta diburu sebagai spot berfoto dengan biaya pembuatannya relatif lebih murah.

Instalasi yang pertama adalah instalasi patung baris di acara Soundrenaline 2018 yang digelar di GWK. Menurut balipost.com, Karya seni ini dibuat oleh I Gusti Arya Udianata, dibantu 7 rekannya di Desa Tampak Siring. 

Patung baris ini dikagumi wisatawan dalam maupun luar negeri, bahkan sudah diburu wisatawan sebelum dipajang di GWK. Banyak wisatawan sengaja ke Tampak Siring hanya untuk berfoto di depan patung tersebut.

Instalasi berikutnya masih sama dari acara Soundrenaline 2018, yaitu stage "Bamboo Baroque". Menurut  hot.detik.com untuk membuat instalasi tersebut dibutuhkan 4000 bambu yang dibawa langsung dari Bandung oleh sang seniman.

Stage yang ramah lingkungan ini pun sengaja dibuat agar pengunjung tidak hanya menikmati hiburan dalam bentuk musik, namun dapat menikmati karya seni dalam bentuk lain.

Bamboo Baroque (Sumber: kiostix.com)
Bamboo Baroque (Sumber: kiostix.com)
Lalu, instalasi yang ketiga adalah instalasi Patung Dewi Sri, dibuat untuk menyambut Festival Jatiluwih yang akan diadakan bulan September mendatang. Walaupun acara masih akan digelar dua bulan lagi, patung Dewi Sri sudah  dirangkai dan ditempatkan di Kawasan Wisata, Situs Warisan Budaya Dunia  UNESCO Jatiluwih. 

Dilansir dari bali.tribunnews.com patung ini juga dibuat oleh seniman I Gusti Arya Udianata. Patung inipun sudah digemari wisatawan sejak hari pertama dipajang. Keindahanya dipuji oleh setiap wisatawan yang datang.

Patung Dewi Sri (Sumber: www.nusabali.com)
Patung Dewi Sri (Sumber: www.nusabali.com)
Instalasi berukuran besar berikutnya adalah Giant Octopus yang dibuat Ketut Putrayasa, kebetulan seniman ini adalah teman suami saya saat menempuh pendidikan  S1 maupun S2 di ISI Denpasar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun