Sejarah bergerak maju. Kolosal terjadi di tahun 2022. Tepatnya 12 April 2022 ketika Rizka dilantik sebagai anggota DPR-RI. Dengan latar belakang hukum, ia dipercaya mengisi bagian di Komisi 3 DPR-RI yang membidangi hukum. Satu frekuensi dengan tugas pokok yang selama ini ia inginkan, yaitu penegakan supremasi hukum atas berbagai persoalan.
Berulangkali mengikuti kontestasi politik. Berulangkali kali juga menuai kegagalan, seolah Rizka memberi pesan kepada kita semua tentang arti dan makna perjuangan.
Baginya, dengan lika-liku perjuangannya tersebut adalah sebuah komitmen untuk menghargai proses dan sebagai bentuk keteladanan yang langka di zaman saat ini yang serba instan.
Dengan tempaan ujian yang begitu berat, Rizka juga membangunkan kesadaran bagi kita untuk memiliki kesadaran kolektif bahwa pemimpin masa depan tidak hanya dilahirkan, tapi juga dipersiapkan.
Kegagalan adalah layaknya sebuah sekolah. Memiliki kepadatan materi pengajaran, dan memuat pendidikan untuk menghayati segala keihklasan untuk kita terapkan dalam laku hidup sehari-hari.
Keberanian, kegigihan, dan semangat juang adalah format yang wajib dimiliki oleh siapapun agar kita memiliki identitas keberhasilan. Dan keberhasilan format tersebut dihadirkan oleh simbol politik anak muda yang megah bernama Siti Nurizka Puteri Jaya.
Sebagai anak muda, bukan sebuah kebetulan jika pencapaian dapat kita raih meski harus didahului dengan kegagalan. Adalah sebuah gemblengan untuk menolak lahirnya pribadi yang instan.
Proses adalah pelopor untuk menjaga kualitas diri.