Oleh: Wisnu Wardana
Program Doktor Ilmu Komunikasi
Sekolah Pascasarjana Universitas Sahid
Dalam dunia komunikasi modern, kehumasan menjadi salah satu aspek penting yang menentukan kesuksesan organisasi atau lembaga. Keberhasilan lembaga dalam mencapai tujuan tidak hanya bergantung pada kinerja internal dan pengelolaan sumber daya, tetapi juga pada bagaimana lembaga tersebut mampu berkomunikasi secara efektif dengan publik, baik itu internal maupun eksternal. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan kehumasan adalah komunikasi interpersonal. Pendekatan ini memungkinkan terjalinnya hubungan yang lebih personal dan langsung, menciptakan kepercayaan dan pemahaman yang lebih baik antara lembaga dan pihak terkait.
Komunikasi interpersonal di dalam lembaga memiliki peran yang sangat vital dalam membangun hubungan yang saling mendukung antara manajemen dan karyawan, serta antara lembaga dan masyarakat. Di era digital ini, meskipun teknologi komunikasi semakin berkembang, interaksi tatap muka tetap memiliki kekuatan yang tak tergantikan. Hal ini karena komunikasi interpersonal memungkinkan adanya umpan balik yang langsung dan lebih mendalam, sehingga mempermudah penyelesaian masalah dan pencapaian tujuan bersama.
Untuk meningkatkan kinerja lembaga melalui pendekatan komunikasi interpersonal, penting bagi setiap individu dalam lembaga tersebut untuk memiliki keterampilan komunikasi yang baik. Ini mencakup kemampuan mendengarkan dengan aktif, menyampaikan pesan dengan jelas, dan menanggapi dengan empati. Keterampilan ini tidak hanya berlaku dalam komunikasi antara atasan dan bawahan, tetapi juga dalam interaksi dengan stakeholder eksternal, seperti pelanggan, mitra, dan masyarakat umum. Keterbukaan dan kejelasan informasi yang disampaikan menjadi kunci dalam menjaga hubungan yang harmonis.
Selain itu, dalam konteks lembaga pemerintahan atau perusahaan, pendekatan komunikasi interpersonal juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan citra lembaga di mata publik. Komunikasi yang baik antara pihak lembaga dengan media massa, komunitas, dan berbagai kelompok masyarakat lainnya, akan membentuk persepsi positif dan membangun reputasi yang kuat. Ini penting, karena citra yang baik akan mempermudah lembaga dalam menjalankan program-programnya, serta mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.
Salah satu manfaat utama dari komunikasi interpersonal dalam kehumasan adalah peningkatan keterlibatan dan partisipasi publik. Dalam banyak kasus, komunikasi yang terbuka dan partisipatif akan menghasilkan kepercayaan yang lebih besar dari masyarakat. Jika masyarakat merasa didengar dan dipahami, mereka akan lebih cenderung untuk mendukung program-program yang dijalankan oleh lembaga. Oleh karena itu, penting bagi lembaga untuk menciptakan saluran komunikasi yang memadai dan terus menjaga kualitas interaksi dengan publik.
Di sisi lain, untuk memastikan komunikasi interpersonal ini berjalan dengan efektif, lembaga harus memberikan pelatihan yang memadai kepada para sumber daya manusianya. Pelatihan komunikasi yang baik tidak hanya mencakup teknik berbicara, tetapi juga teknik mendengarkan dan memahami kebutuhan serta aspirasi orang lain. Dalam hal ini, pendekatan komunikasi interpersonal bukan hanya untuk membangun hubungan yang lebih baik, tetapi juga untuk meningkatkan keterampilan empati yang esensial dalam merespons tantangan dan perubahan yang ada di masyarakat.
Kehumasan yang dikelola dengan pendekatan komunikasi interpersonal dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam membangun dan mempertahankan hubungan yang kuat antara lembaga dan publik. Dengan demikian, lembaga dapat menciptakan atmosfer yang mendukung kerjasama yang lebih baik, baik di tingkat internal maupun eksternal. Komunikasi yang efektif akan mengurangi potensi konflik dan kesalahpahaman yang mungkin timbul, serta membuka peluang untuk inovasi dan peningkatan kinerja.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Vina Dartina (2024) mengenai "Upgrading Kehumasan dengan Pendekatan Komunikasi Interpersonal" memberikan perspektif yang relevan dalam konteks pengoptimalkan kehumasan dengan pendekatan komunikasi interpersonal untuk meningkatkan kinerja lembaga. Penelitian ini menekankan pentingnya pengembangan kehumasan di Perumda Tirta Rangga Subang, yang memiliki peran strategis dalam membangun hubungan yang harmonis dengan publik, baik internal maupun eksternal. Dalam penelitian tersebut, peningkatan pemahaman tentang komunikasi interpersonal di antara karyawan dan manajemen terbukti berhasil mendukung tujuan organisasi, yaitu membangun hubungan yang lebih baik dengan masyarakat, serta meningkatkan kualitas pelayanan air bersih.
Pendekatan komunikasi interpersonal dalam penelitian ini menunjukkan bagaimana komunikasi yang efektif dapat membangun kepercayaan, memperkuat citra positif organisasi, dan memperbaiki hubungan dengan publik. Dalam hal ini, komunikasi interpersonal tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan informasi, tetapi juga sebagai alat untuk mendengarkan dan merespons kebutuhan serta aspirasi publik. Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa dengan memahami dan mengimplementasikan komunikasi interpersonal yang baik, Perumda Tirta Rangga berhasil meningkatkan keterlibatan karyawan dan masyarakat dalam proses komunikasi dua arah, yang pada gilirannya berdampak positif pada kinerja lembaga.
Penelitian ini juga menggarisbawahi pentingnya keselarasan visi kehumasan di antara para peserta, yang melibatkan manajemen dan karyawan. Dalam konteks lembaga, keselarasan ini berfungsi untuk memastikan bahwa komunikasi yang dilakukan baik secara internal maupun eksternal terintegrasi dengan tujuan bersama. Seperti yang telah dijelaskan dalam tulisan sebelumnya, komunikasi interpersonal berperan penting dalam menciptakan hubungan yang lebih personal dan membangun kepercayaan. Ini tercermin dalam upaya Perumda Tirta Rangga untuk membangun citra sebagai organisasi yang responsif dan berorientasi pada pelayanan, yang tidak hanya menyediakan air bersih, tetapi juga memperhatikan kepuasan pelanggan.
Selain itu, metode Participatory Action Research (PAR) yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam proses komunikasi. Partisipasi aktif ini memastikan bahwa setiap individu dalam organisasi merasa memiliki peran dalam mewujudkan tujuan bersama. Keterlibatan aktif ini sesuai dengan prinsip komunikasi interpersonal yang menekankan pada dialog terbuka, di mana setiap orang dapat memberikan masukan dan mendapatkan umpan balik. Dalam konteks Perumda Tirta Rangga, hal ini mempermudah identifikasi masalah yang mungkin timbul dan memungkinkan penanganan yang lebih cepat serta lebih tepat.
Dengan demikian, penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa pendekatan komunikasi interpersonal dapat meningkatkan efektivitas kehumasan dalam lembaga pelayanan publik. Hal ini menunjukkan bahwa lembaga yang berorientasi pada pelayanan tidak hanya harus mengedepankan kualitas produk atau jasa, tetapi juga harus fokus pada pengelolaan komunikasi yang efektif, baik di tingkat internal maupun eksternal. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam penelitian ini, upaya untuk meningkatkan kapasitas kehumasan melalui komunikasi interpersonal dapat memperkuat hubungan dengan publik, meningkatkan kepercayaan, dan pada akhirnya memperbaiki kinerja lembaga.
Penelitian Vina Dartina juga memberikan informasi tentang bagaimana komunikasi interpersonal dapat diselaraskan dengan visi lembaga. Dalam hal ini, keselarasan visi sangat penting agar komunikasi yang dilakukan oleh seluruh anggota lembaga tidak hanya efektif, tetapi juga terfokus pada tujuan bersama yang lebih besar. Komunikasi yang terbuka dan transparan, yang dibangun melalui pendekatan interpersonal, membantu lembaga dalam mengatasi tantangan dan memperbaiki hubungan dengan masyarakat, yang pada gilirannya akan memperkuat kinerja lembaga dalam jangka panjang.
Mengoptimalkan kehumasan dengan pendekatan komunikasi interpersonal tidak hanya meningkatkan kinerja lembaga dalam jangka pendek, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk keberlanjutan jangka panjang. Dengan komunikasi yang lebih efektif dan transparan, lembaga akan lebih mampu beradaptasi dengan dinamika yang ada dan mencapai tujuannya dengan lebih optimal. Oleh karena itu, lembaga harus terus berupaya mengasah kemampuan komunikasi interpersonal para anggotanya untuk memastikan keberhasilan dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI