Nelson Sihombing dari ALISHTER, menjelaskan jika melihat hasil perbandingan, parakuat adalah bahan aktif yang paling cepat dalam mengendalikan berbagai jenis gulma termasuk gulma jenis pakis-pakisan. Pada plot perlakuan gulma dengan parakuat, juga dibedakan antara yang disemprot dengan menggunakan CLKS dan yang tidak menggunakan CLKS dengan hasil tidak ada perbedaan efikasi dalam mengendalikan gulma pakis antara yang menggunakan CLKS dan non-CLKS. Tanpa Parakuat Aplikasi Parakuat tanpa CLKS Aplikasi Parakuat Dengan CLKS.
Dalam acara ini ALISHTER juga memperagakan penggunaan CLKS kepada seluruh peserta yang hadir. ALISHTER membandingkan penggunaan CLKS dengan alat semprot punggung konvensional yang saat ini digunakan petani di Indonesia.Â
Peragaan ini membuktikan bahwa CLKS dirancang dengan mempertimbangkan aspek keamanan yang tinggi sehingga paparan produk perlindungan tanaman terhadap petani ketika menyemprot dapat diminimalkan.
Sekilas tentang ALISHTER
ALISHTER dibentuk oleh para produsen dan distributor herbisida berbahan aktif parakuat diklorida pada tahun 2015.Â
Maksud pembentukan ALISHTER adalah untuk menghimpun dan mengkoordinasikan semua potensi pengusaha herbisida terbatas sebagai sumber daya pembangunan nasional, dengan tujuan untuk mengoptimalkan manfaat herbisida terbatas bagi pembangunan pertanian, menjadi mitra petani dan pemerintah dalam hal pengelolaan herbisida terbatas parakuat diklorida, dan sebagai wadah komunikasi dan penyedia informasi tentang herbisida terbatas bagi para anggota dan pemangku kepentingan lainnya di Indonesia. Saat ini ALISHTER beranggotakan 57perusahaan baik itu PMA maupun PMDN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H