Mohon tunggu...
Wisnu Rahmat Saputra
Wisnu Rahmat Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jember

A full-time International Relations deeply interest in politics, human right, economy, environmental and sustainability issues

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keberlanjutan Ekonomi Politik Internasional: dari Pasca Perang Dunia hingga Perang Melawan Pandemi

29 Februari 2024   01:55 Diperbarui: 7 Maret 2024   02:34 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

The British School: Terinspirasi dari Susan Strange, aliran ini mengadopsi pendekatan multidisiplin dan normatif terhadap Ekonomi Politik Internasional, dengan fokus pada isu-isu seperti pembangunan, kesenjangan, dan transformasi sosial, dan perubahan dinamika ekonomi. Aliran British mengkritik aliran Amerika karena terlalu sempit, terlalu berpusat pada negara, dan positivis. Aliran ini menawarkan perspektif yang lebih kritis dan inklusif yang mempertimbangkan konteks sosial dan nilai-nilai Ekonomi Politik Internasional.

Contoh Kasus Ekonomi Politik Internasional: Krisis COVID-19 

Buku dengan judul "The Political Economy of Global Responses to COVID-19", ditulis oleh Alan W. Cafruny bersama dengan Leila Simona Talani membahas terkait ekonomi politik krisis COVID-19 dan bagaimana beberapa jenis rezim mengatasi pandemi. 

Negara-negara neoliberal seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Yunani telah menderita akibat kurangnya infrastruktur kesehatan publik, prioritas kepentingan ekonomi diatas kesehatan masyarakat, dan politisasi saran ilmiah.

Negara-negara populis seperti Brazil, India, dan Italia ditandai dengan penolakan akan pandemi, resistensi terhadap lockdown dan vaksin, serta menyalahkan musuh eksternal atau minoritas.

Negara-negara otoriter seperti Tiongkok dan Rusia mampu memberlakukan tindakan tegas untuk menahan virus, namun disisi lain juga menghadapi tantangan dalam hal transparansi, akuntabilitas dan legitimasi. 

Ketimpangan global pada saat itu semakin diperburuk oleh pandemi, dimana negara-negara di bagian bumi selatan menghadapi keterbatasan akses terhadap vaksin, alat kesehatan, dan bantuan keuangan, sementara itu di utara negara-negara maju mengejar kepentingan dan agenda nasional.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun