demi penampilan prima di layar kaca, pak beye bersedia mengalah.
pihak yang membuatnya mengalah adalah para kamerawan televisi peliput kegiatan di kompleks istana kepresidenan, jakarta.
semula, pak beye ingin seolah-olah didoorstop di depan ruang kerjanya.
kepada rakyat yang diharapkan kembali akan memilihnya, secara dramatis hendak ditunjukkan,
meskipun telah larut malam, pak beye masih tetap dan terus bekerja.
namun, skenario ini tidak diterima.
tak seorang pun kamerawan bergerak meski dikatakan pak beye sudah mau berbicara.
redupnya sinar lampu di depan kantor presiden menjadi penyebabnya.
karena pihak istana tetap ingin menjalankan skenario pertama,
lampu sorot lantas dibawa dan ditembakkan ke depan ruang kerja
namun, bukan pencahayaan maksimal yang didapat,
tetapi tembakan lampu sorot justru menyilaukan mata.
skenario pertama doorstop di depan ruang kerja lantas diangap tidak ada.
keterangan pak beye tentang fokus pemerintah menghadapi krisis keuangan global lantas dipindahkan ke tempat biasa: ruang jumpa pers dengan podium garuda.
namun, karena pesan skenario pertama ingin tetap disampaikan, di akhir keterangan singkatnya,
pak beye berkata, "rakyat harus yakin, pemerintah terus mengelola dan bekerja sehingga tidak perlu kepanikan yang tidak seharusnya."
selama ini tampaknya pak beye merasa rakyat tidak yakin pemerintah bahwa terus bekerja
bukti sudah nyata memang sudah nyata di depan mata
himbuan jangan panik lantaran sistem telah bekerja dijawab dengan ditutupnya perdagangan di bursa.
ada yang mulai panik tak lagi diyakini rakyatnya dan tidak dituruti sepuluh perintahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H