Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lagu Makan Daging Anjing dengan Sayur Kol Cermin Kekerasan terhadap Hewan

16 Januari 2019   13:31 Diperbarui: 16 Januari 2019   13:43 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semulanya Jon Johannes merasa enggan untuk menyantap daging ajing itu, karena dia merasa jijik. Tapi dilain kesempatan dia mencicipi juga daging anjing itu. Ketika Jon Johannes kedatangan tamu dari Yele University, Profesor Kari Peltzer, yang datang untuk meneliti gejala erosi di Balige. Sebagai jamuan, seorang koki local menyajikan sepinggan daging anjing goreng dan rebus dengan cara khas Batak. Jon Johennes mengakui jika masakan daging anjing dari dua persi itu sungguh enak dan lejat.

Namun mirisnya, Jon Johannes menuturkan dalam bukunya itu, jika ia juga menyaksikan keadaan yang miris yang dialami oleh anjing anjing santapan. Mereka kerap diperlakukan secara kasar dan kurang berharga.

Dari buku Jon Johannes inilah, orang menganggap bahwa suku Batak sangat gemar memakan daging anjing. Dan anggapan seperti itu juga ditulis oleh Firman Lubis  dalam Memoarnya Jakarta 1950-an  sering mendengar idientivikasi yang ditujukan kepada orang Batak di Jakarta. biasanya dilontarkan sebagai ejekan  sentiment kesukuan atau ejekan " Orang Batak Tukang Makan Anjing ".

Anjing Bukan Hewan Pangan :

Jika menarik benang merah pada akar sejarah dan budaya dikalangan orang batak, makan daging anjing bukan hanya sekedar sebagai tambul (panganan) sebagai pendamping saat minum tuak, tapi lebih dari itu.

Tradisi mengkomsumsi daging anjing punya kaitan dengan kepercayaan animisme dikalangan suku Batak kuno. Memakan daging anjing diyakini akan memberi kekuatan kepada tondi (roh) manusia. Hal itu terjadi sebelum masuknya agama samawi.

Suku batak Toba percaya bahwa tondi adalah tenaga yang menghidupkan segala sesuatu yang ada dibumi. Keberadaan seseorang didunia bergantung kepada persediaan dan kebesaran tondinya. Hewan hewan yang memiliki tondi yang kuat, termasuk salah satunya anjing. Karena anjing berlari cepat. Hal ini disebabkan karena tondinya kuat, bila dibanding dengan hewan hewan lain.

Namun Pemerintah melalui Undang Undang (UU)No : 18 tahun 2012 tentang pangan. Pada Pasal (1) ayat (1), disebutkan daging anjing tidak termasuk dalam makanan komsumsi. Karena bukan merupakan sumber hayati produk peternakan, kehutanan, atau jenis lainnya. 

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, pekrkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan , dan air, baik diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman, bagi komsumsi manusia. Termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau  pembuatan makanan atau minuman.

Berdasarkan UU ini makan anjing tidak termasuk dalam makanan komsumsi, karena anjing bukan merupakan  ternak potong. Anjing merupakan hewan yang selama ini menjadi teman, sahabat, bahkan seperti keluarga sendiri, sehingga hubungan kedekatan antara anjing dan manusia disebut sebagai hewan kesayangan.

Mengutip apa yang dikatakan oleh Direktur Kesehatan Masyarakat dan Direktur Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kemenetrian pertanian Drh Syamsul Ma'arif menegaskan daging anjing tidak termasuk produk komsumsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun