Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lagu Makan Daging Anjing dengan Sayur Kol Cermin Kekerasan terhadap Hewan

16 Januari 2019   13:31 Diperbarui: 16 Januari 2019   13:43 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Viralnya lagu makan daging anjing dengan sayur kol itu, menuai keritik datang dari komunitas pencinta satwa. Salah satunya keritikan dilontarkan oleh Garda Satwa Indonesia. Pihak Garda Satwa Indonesia menganggap lagu itu kurang etis dikumandangkan, apa lagi sampai diunggah dimedia social.

Alasan pihak Garda Satwa Indonesia mengatakan bahwa lagu tersebut kurang etis untuk dikumandangkan, karena tidak banyak diketahui oleh orang proses pengelolaan daging anjing untuk menjadi santapan, terbilang sangat sadis.

Investigasi yang dilakukan oleh kelompok Garda Satwa Indonesia, membuktikan anjing anjing mengalami penyiksaan sebelun disajikan sebagai santapan. Beberapa cara dilakukan oleh manusia untuk menjinakkan anjing sebelum dimasak. Mulai dari digebuk dengan kayu atau benda keras lainnya, kemudian ada yang dimasukkan kedalam karung baru kemudian digebukin, ada yang dicekik dengan menggunakan tali, bahkan yang lebih sadisnya lagi, ada yang membakar anjing anjing yang akan dihidangkan menjadi santapan, sementara anjing anjing itu masih dalam keadaan hidup.

Jika penyiksaan anjing anjing ini dianggap suatu hal yang lucu, ketika dituangkan kedalam syair makan daging anjing dengan sayur kol,  betapa naibnya moral bangsa ini. Orang orang yang menganggap syair lagu ini merupakan lagu yang lucu karena dinyanyikan oleh seorang bocah, berarti banyak anak bangsa ini yang sudah mengalami sakit jiwa. Begitu Garda Satwa Indonesia menuliskannya di laman Facebooknya.

Apa yang dijelaskan oleh komunitas pencinta hewan seperti Garda Satwa Indonesia itu, memang merupakan suatu kenyataan. Perlakuan manusia terhadap anjing yang akan dijadikan santapan, sering berproses sangat ekstrim. Jarang terlihat orang yang akan menyantap daginmg anjing, memperlakukan hewan itu sebagaimana layaknya.

Anjing anjing yang akan diproses untuk menjadi santapan, terlebih dahulu mendapatkan penyiksaan. Seolah olah tidak ada cara yang lebih baik untuk memperlakukan anjing sebelum sampai keproses pemasakannya. Misalnya seperti hewan Kerbau, sapi, kambing, ayam dan hewan hewan lain sebagainya, yang memiliki aturan untuk proses penyembelihannya. Hewan hewan ini tidak mengalami penyiksaan sebelum diproses untuk makanan.

Makan Daging Anjing Bukan Saja Suku Batak :

Makan daging anjing bukan saja digemari oleh masyarakat suku Batak, tapi juga digemari oleh suku jawa, dan Sulawesi, termasuk etnis turunan Cina . di Sumatera Utara (Sumut) orang yang gemar memakan daging anjing memang adalah suku Batak, tapi di Jokya, terdapat suku jawa yang juga gemar memakan daging anjing. Bahkan di Tomohon Sulawesi Utara, ada pasar yang sepesial menjula daging anjing.

Kegemaran orang Batak (non Muslim)  untuk menyantap daging anjing pernah diceritakan oleh Jan Johannes van de Valde, seorang asisten residen Belanda di Tapanuli. Hal itu dituliskan oleh Jan Johannes dalam bukunya Surat Surat dari Sumatera. Buku yang merupakan kumpulan dari surat surat korespondensinya sepanjang tahun 1928 -1949.

Dalam bukunya itu Jon Johannes menulis, suatu hari Jon Johannes mendampingi Residen atasannya ketika berkunjung kedataran tinggi Habinsaran, sebelah Selatan kota Balige.. tujuan rombongan Residen yang didampingi oleh Jon Johannes hendak meninjau huta huta (perkampungan ) terpencil. Dari perjalanan dinas inilah Jon Johannes mendapatkan pengalaman kuliner dan cultural yang berkesan.

Jon Johannes dan rombongannya dijamu dengan minuman tuak, semacam anggur terbuat dari nira pohon enau, beserta pangananannya terbuat dari daging anjing yang sudah diolah dan dimasak sesuai dengan masakan orang batak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun