Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Brutalisme Para Pendukung Sepakbola Vs Pilpres 2019

11 Oktober 2018   14:42 Diperbarui: 11 Oktober 2018   15:00 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lantas kenapa para supporter sepakbola ini tidak dapat mencontoh apa yang telah dipertontonkan oleh para pemain sepakbola yang tergabung didalam kesebelasan yang diidolakannya.

Berarti ada yang salah didalam memufuk rasa kecintaan terhadap kesebelasan yang diidolakannya.

Dalam hal ini pemerintah perlu untuk memperbaiki kesalahan yang ada dalam diri para suppoerter sepakbola tanah air. Terutama dalam menempa mental para supporter sepakbola tanah air.

Pendukung Pilpres :

Tindakan brutalisme yang membabi buta yang dilakukan oleh para supporter sepakbola tanah air, kini berjangkit pula kepada para pendukung dua kubu Pemilihan Presiden -- Wakil Presiden (Pilpres) 2019.

Walaupun brutalisme yang dilakukan oleh para pendukung dua kubu Pilpres, antara Calon Presiden -- Wakil Presiden Jokowi -- Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto -- Sandiaga Solahuddin Uno belum terjadi kepada gontok gontokan pisik yang menewaskan pendukungnya. Tapi jika hal tersebut terus berkepanjangan, maka besar kemungkinan gontok gontokan pisik akan terjadi juga.

Kenapa tidak!, karena sejak mulai digaungkannya nama para calon Presiden dan Wakil Presiden, para pendukung dari dua kubu telah berselancar didunia maya dengan menggunakan bahasa bahasa sarkartis untuk menyudutkan dengan sindiran sindiran terhadap masing masing kubu.

Yang naibnya kata kata sindiran, layaknya seperti berbalas pantun dilontarkan oleh para pendukung yang melabeli dirinya sebagai politisi dan jebolan akademisi pula.

Berbeda dengan supporter sepakbola dari kalangan akar rumput. Yang memiliki pemikiran singkat, disebabkan tidak memiliki wawasan yang luas.

Kata kata sindiran dengan menggunakan nyanyian anak anak yang diciptakan oleh Pak Kasur dan Ibu Sud itu dipoles dengan editan , kemudian digunakan untuk menyudutkan kubu lawan,  jelas telah mencedrai deklarasi kampanye damai yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Minggu 23 September 2018 disilang Monumen Nasional (Monas) Jakarta. Yang dihadari oleh kedua pasangan calon Presiden beserta para pendukungnya.

Simak saja dua lagu anak anak yang telah dipoles dalam postingan Fadli Zhon diacun Twittwrnya. " Potong bebek angsa masak dikuali, gagal urus bangsa maksa dua kali, fitnah HTI, fitnah FPI, ternyata merekalah yang PKI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun