Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Melirik Kinerja Wali Kota Tanjungbalai Selama 2 Tahun 6 Bulan

8 Juli 2018   14:09 Diperbarui: 8 Juli 2018   14:52 1408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fhoto/Portal Pemko T.Balai

Sejak terpilih sebagai Wali Kota Tanjungbalai H.Muhammad Syahrial SH, MH dengan pasangannya Wakil Wali Kota Drs.H.Ismail, melalui Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada tanggal 9 Desember 2015 melalui jalur indevenden.

Pasangan H.M.Syahrial SH.MH -- Drs.H. Ismail dilantik oleh oleh Pelaksana Tugas Gubernur Sumatera Utara T. Erry Nuradi atas nama Menteri Dalam Negeri secara serentak dengan beberapa Kepala Daerah yang memenangkan Pilkada di Sumatera Utara, dilapangan Merdeka Medan.

Sudah dua tahun setengah H.M Syahrial SH.MH dan Drs.H.Ismail menjabat sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tanjungbalai dan selama itu pula belum terlihat adanya tanda tanda kinerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota mengarah kepada visi misinya ketika keduanya melakukan kampanye dalam Pilkada serentak itu.

Visi misi yang diusung oleh pasangan H.M.Syahrial -- Drs.H.Ismail adalah untuk mewujudkan kota Tanjungbalai sebagai kota yang berprestasi, relegius,sejahtera, indah dan harmonis. Namun nampaknya visi misi tersebut bak kata pepatah orang pesisir Asahan, "Menang disurak kalah ditaruh ".

Betapa tidak, sampai saat ini, dua tahun setengah sudah H.M.Syahrial SH.MH -- Drs.H.Ismail menjabat Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tanjungbalai, yang terlihat kinerja keduanya baru sebatas pada acara acara seremonial belaka. Pemutasian pejabat dilingkungan Pemerintahan Kota (Pemko) Tanjungbalai. Mulai dari Kepala Lingkungan (Kepling), Lurah, Camat, Kepala Seksi (Kasie), sampai kepada Kepala Bagian (Kabag) dan Kepala Dinas (Kadis) atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), melalui lelang jabatan.

Yang ironisnya, lelang jabatan yang dilaksanakan oleh Wali Kota Tanjungbalai-Wakil Wali Kota Tanjungbalai itu, terissue dan terindikasi pula, penuh dengan nuansa jual beli jabatan. Walaupun hal ini sulit untuk dibuktikan, tapi issue yang berkembang dan bukan lagi menjadi rahasia, tapi sudah menjadi rahasia umum, seperti itulah yang terngiang ditelinga masyarakat Tanjungbalai. Mana mungkin ada asap kalau tidak ada api.

Lantas bagaimana dengan pembangunan infrastruktur yang ada di kota Tanjungbalai?, semuanya masih jalan ditempat. Adapun pembangunan inprastruktur yang dilakukan, malah terindikasi korupsi.

Jalan jalan di Tanjungbalai sudah banyak berlobang lobang, debu akibat angkutan penambang pasir (galian C) yang dengan leluasanya melintasi kota Tanjungbalai, menerpa wajah wajah masyarakat Tanjungbalai.

Ada issue yang menyebutkan, pihak kontraktor enggan untuk mengerjakan pengaspalan hotmix, karena fee nya terlalu tinggi sampai 10% dari pagu proyek. Sementara harga hotmix per kilo gramnya sangat tinggi. Lagi lagi fee 10% itu benar atau hoax, hanya pihak kontraktorlah yang mengetahuinya.

Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD) yang minim, malah dipergunakan untuk membeli hal hal yang tidak menyentuh kepada kepentingan masyarakat kota Tanjungbalai.

Sebagai contoh untuk pembelian mobil penyedot debu agar kota Tanjungbalai terhindar dari luapan debu, ternyata fungsinya tidak maksimal. Mobil tersebut hanya dioperasionalkan dijalanan didepan Rumah Wali Kota dan keluarganya.

Kemudian adanya jet ski, yang setiap harinya ditunggangi oleh Wali Kota dan kroninya, mengharungi sungai Asahan dan sungai Silau yang membelah kota Tanjungbalai, juga bukan untuk kepentingan masyarakat kota Tanjungbalai. Belum pernah terlihat Wali Kota melakukan peninjauan kedaerah daerah kumuh dan miskin disepanjang aliran sungai Asahan dan Sungai Silau dengan menggunakan jet skinya.

Jet ski yang entah dibeli dengan uang APBD, atau uang pribadi Wali Kota, tapi yang pasti biaya Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk menjalankan jet ski itu menggunakan dana APBD kota Tanjungbalai. Jet ski hanya digunakan oleh Wali Kota dan kroninya hanya sekedar untuk heppy.

Gagal :

Banyak pihak menilai jika Wali Kota Tanjungbalai H.M.Syariah SH.MH, telah gagal untuk membangun kota Tanjungbalai sesuai dengan visi misi yang dijualnya kepada masyarakat Tanjungbalai ketika kampanye Pilkada.

Pembangunan infrastruktur, pendidikan, social budaya dan ekonomi yang ada saat ini adalah hasil kinerja Wali Kota sebelumnya yakni dr.H.Sutrisno Hadi SpOg. Sementara kinerja yang diperlihatkan oleh M.H.Syahrial selaku Wali Kota Tanjungbalai, baru masih sebatas serimonial belaka.

Penilaian tentang gagalnya Wali Kota Tanjungbalai untuk membangun kota Tanjungbalai, bukan saja datangnya dari masyarakat kota Tanjungbalai, tapi melainkan juga datang dari teman sejawatnya Wakil Wali Kota Tanjungbalai Drs.H. Ismail.

Ismail menyebutkan jika pihaknya bersama Wali Kota Tanjungbalai telah gagal untuk membangun kota Tanjungbalai sesuai dengan visi misi yang mereka emban. Dua tahun setengah sudah mereka menjabat sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota, namun mereka belum bias berbuat apa apa.

Malah Ismail mengatakan, bahwa pihaknya tidak berdaya untuk berbuat sesuatu, karena dirinya hanyalah seorang wakil yang tidak memiliki wewenang apapun dalam pemerintahan kota Tanjungbalai. Jangan kan untuk berbuat sesuatu, kata Ismail.

Untuk mempertahankan adiknya sebagai Kepling saja pihaknya tidak mampu, karena tidak adanya kekuasaan pada dirinya. Hal itu disampaikan oleh Ismail kepada beberapa Messmedia.

Adanya pernyataan gagal untuk membangun kota Tanjungbalai, yang disampaikan oleh Wakil Wali Kota Tanjungbalai, seharusnya pihak DPRD kota Tanjungbalai, perlu untuk mempertanyakan hal itu kepada Wakil Wali Kota.

Karena dana yang dipergunakan oleh Pemerintah kota Tanjungbalai untuk membangun kota Tanjungbalai sesuai dengan visi misi, adalah uang rakyat yang dihimpun dari berbagai pajak dan retrebusi yang kemudian dimasukkan kedalam APBD kota Tanjungbalai, yang sudah barang tentu melalui pengesahan DPRD kota Tanjungbalai.

DPRD seharusnya tanggap atas pernyataan gagalnya pembangunan dikota Tanjungbalai yang dilaksanakan oleh Wali Kota dan Wakilnya. Pengakuan gagalnya pembangunan dikota Tanjungbalai yang disampaikan oleh Wakil Wali Kota itu, jika Ketua DPRD nya bijak, makan ucapan yang disampaikan oleh Wakil Wali Kota itu perlu untuk diplenokan, oleh Komisi yang membawahi bidang pemerintahan.

Hasil dari pleno itu kemudian diparipurnakan, hasil dari paripurna akan dapat melahirkan pemakzluman Wali Kota dan Wakilnya. Karena buat apa dipertahankan Kepala daerah yang nyata nyata telah gagal untuk membangun sebuah kota sesuai dengan visi misinya. Karena dana APBD yang diperuntukkan untuk membangun kota Tanjungbalai, akan habis sia sia. Tapi sayangnya Ketua DPRD kota Tanjungbalai itu kurang tanggap, atau memang sengaja melakukan pembiaran terhadap kegagalan yang dibuat oleh Kepala Daerahnya.

Rembuk Bersama :

Tidaklah berlebihan jika Forum Komunikasi Anak Daerah (Fokad) kota Tanjungbalai dalam waktu dekat akan menggelar acara Rembuk Bersama Seratus Tokoh Masyarakat Kota Tanjungbalai Dalam Menoleh Dua Tahun Setengah Jalannya Roda Pemerintahan Kota Tanjungbalai dibawah Wali Kota H.M.Syahrial SH.MH dan Wakil Wali Kota Drs.H.Ismail.

Karena bagaimanapun Pemerintahan yang gagal tidak perlu untuk dipertahankan, karena hal itu akan menambah beban bagi masyarakat. Disamping penggunaan APBD yang akan sia sia.

Kita berharap, agar dalam acara rembuk bersama seratus tokoh masyarakat Tanjungbalai yang peduli terhadap pembangunan kota Tanjungbalai, yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat kota Tanjungbalai, melahirkan pemikiran pemikiran yang bijaksana.

Walaupun apa yang disimpulkan dalam acara rembuk bersama seratus tokoh masyarakat yang peduli terhadap pembangunan kota Tanjungbalai, tidak dalam upaya melengserkan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tanjungbalai, tapi setidaknya, buah pikiran yang disampaikan oleh para tokoh masyarakat kota Tanjungbalai ini, dapat untuk merobah alur pemerintahan kota Tanjungbalai kepada hal yang lebih baik.

Untuk itu, Wali Kota dan Wakil Wali Kota, haruslah dapat legowo untuk menerima keritikan yang muncul dari pertemuan itu. Karena bagaimana pun keritikan yang disampaikan bukanlah untuk menghujat, tapi melainkan adalah untuk membangun, membangun kota Tanjungbalai kearah yang lebih baik. Dari keritikan yang nantinya muncul dalam acara rembuk bersama itu, dapat dijadikan oleh Wali Kota dan Wakilnya untuk intro speksi diri atas kegagalan keduanya dalam membangun kota Tanjungbalai. Semoga !

Tanjungbalai, 8 Juli 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun