Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Orang di Kebun Sawit (12)

13 Agustus 2017   20:32 Diperbarui: 13 Agustus 2017   20:50 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para kuli, terlihat datang berbondong bonding untuk menyaksikan malam hiburan itu. Sudah menjadi kebiasaan diperkebunan jika ada keramaian para kuli yang seharian telah bekerja memeras keringatnya tetap saja meringankan langkah untuk datang ketempat kearamaian itu.

Nafisah tanpa seizing mandor besar datang ketempat keramaian  bersama dengan tiga orang adiknya, dia berada cukup jauh dari panggung dimana acara akan berlangsung. Didepan panggung dia melihat deretan bangku telah diisi oleh para petinggi perkebunan, beserta para isteri mereka dan juga para mandor dengan istri isteri mereka. Dia melihat mandor besar Kartijo berada di urutan depan disampingnya ada istrinya.

Malam hiburan bagi kuli kuli diperkebunan itu digelar sampai tengah malam, para petinggi perkebunan, para mandor terlihat, secara bergiliran naik keatas pentas ronggeng, tanpa terkecuali mandor besar Kartijo. Colekan yang dilakukan oleh para petinggi perkebunan dan mandor kepada penari ronggeng, menjadi hiburan dan tontonan yang menarik bagi para kuli. Namun untuk menari ronggeng tidak seorang kulipun yang diperbolehkan untuk naik kepentas ronggeng.

Para kuli, mencari hiburannya masing masing, ada yang membawa anak nya untuk naik kuda pusing, tapi banyak juga para kuli yang turut bermain judi lotre putar. Para kuli diperkebunan ini menaruhkan nasibnya pata jarum lotre putar, sekali putaran mengena, sepuluh kali putaran tidak mengena. Itulah judi. Dalam catatan sejarah perjuadian belum pernah pemain mengalahkan sang Bandar. (Bersambung..)

Cerita yang dikemas dalam bentuk novel ini adalah merupakan cerita fiksi belaka. Jika ada nama dan tempat, serta kejadian yang sama, atau mirip terulas dalam novel ini. Itu hanyalah secara kebetulan saja. (Mohon Izin Bapak Adin Umar Lubis, Fhoto anda di Blogspot.com saya jadikan sebagai Beugrond dalam novel ini)

 Asahan, Agustus 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun