Sebelumnya :
Setelah situasi aman, Hendrik datang mendekat. Dia melihat Azis yang tetap tenang. Hendrk melihat sekelilingnya dia tidak melihat seorangpun anak buahnya ada disekitar itu. Setelah Hendrik berdiri didepan pintu kamar bolanya, barulah anak buahnya yang terluka dan melarikan diri datang menghampirinya. Mereka menangkap satu orang diantara preman penyerang itu. Dan yang lainnya mereka biarkan begitu saja sampai Polisi datang. Sedangkan Azis dan Akkang Juntak sudah dalam perjalanan dengan angkotnya menuju Padang Bulan.
Kemudian :
Ketika Polisi datang kelokasi kerusuhan itu, Hendrik tidak melibatkan Azis. Karena baginya Azis merupakan Asset bagi usahanya dalam mengelola kamar bola diterminal Sambu itu.
“ Siapa yang melakukan semua ini “, Kata seorang Polisi yang berpangkat Kapten
“ Anak buah saya , karena mereka menyerang tempat usaha saya ini“, Jawab Hendrik
“ Apa sebabnya makanya mereka menyerang tempat usaha anda ini?”.
“ Sayapun tidak mengerti, mungkin mereka menginginkan lahan ini”. Polisi itu terdiam, kemudian memereintahkan anak buahnya untuk membawa seluruh korban dari dua belah pihak.
“ Anda dan anak buah anda, ikut saya kekantor, nanti disana baru kita proses?”. Kata si Kapten. Para anggota Polisi yang datang itu kemudian mengangkat para korban yang tidak bisa berjalan kedalam mobil patroli yang mereka bawa.
“ Iya, saya akan menyusul”. Kata Hendri.
“ Joni, bawa orang itu kelantai tiga “, Perintah Hendrik kepada anak buahnya yang bernama Joni untuk membawa salah seorang dari preman yang menyerang itu, yang mereka tahan. Perintah itu disampaikan oleh Hendrik setelah Polisi meninggalkan lokasi itu.