Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

{TMN 100 H} Senandung Cinta dari Selat Melaka "58"

11 Mei 2016   16:01 Diperbarui: 11 Mei 2016   16:19 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            “ kalian tidak perlu untuk membelikan kado, atas namaku. Biarlah aku membelinya sendiri. Tapi aku minta tolong untuk memberikannya kepada Meilan?”.

            “ Begitupun tidak apa apa”, kata Faisal, lalu ia memberikan uangnya kepada Azis.

            “ Buat apa?”, Tanya Azis ketika Faisal memberikan uang kepadanya.

            “ Kau belilah kadomu, ini uangnya?”. Jawab Faisal. Azis sebenarnya enggan untuk menerima uang itu, tapi Faisal dan Idris memaksanya untuk mengambilnya.

            “ Nanti sore kami jemput kadonya digudang ya”, Kata Azis.

            “ Iya, makasih atas uangnya, kalian terlalu baik kepadaku?”. Azis mengambil uang itu. Faisal dan Idris meninggalkannya. Azis tidak jadi pulang kegudang, dia mencarikan kado untuk Meilan. Setelah menemukannya, barulah dia pulang kegudang.

            Sore itu, udara ditepian selat Malaka, begitu sejuknya, matahari telah mulai condong kebarat. Ditangkahan telah banyak perahu nelayan menyandar, untuk menaikkan ikan hasil tangkapan mereka dari tengah laut selat Melaka. Seperti biasa pula Azis turut membantu mereka untuk menaikkan ikan ikan itu keatas tangkahan, dan ikan ikan itu akan ditimbang didalam gudang.

            Dalam membantu para nelayan ini menaikkan ikan ikan hasil tangkapan mereka yang akan dijual kegudang, azis tidak pernah untuk meminta imbalan. Akan tetapi karena ringan tangannya untuk membantu para nelayan itu, merekalah yang tidak sampai hati melihat Azis turut membantu mereka. Setelah para nelayan itu mendapatkan uang , dari hasil ikan tangkapan mereka dilaut dari tokeh pemilik gudang, mereka memberi ala kadarnya kepada Azis. Dan Azispun menerimanya dengan ikhlas.

            Terkadang para nelayan itu, menanyai Azis sudah makan atau belum, mereka memberi tahu kepada Azis jika ingin makan ambil sendiri didalam perahu mereka. Semakin seringnya Azis membatu mereka, Azispun tidak lagi sungkan sungkan untuk bertanya kepada para nelayan itu, apakah masih ada sisa makanan mereka. Dengan senang hati pula mereka menyuruh Azis untuk melihat sendiri, sisa sisa dari makanan itu.

            Menjelang sholat Mahgrib, Azis telah menyelesaikan tugasnya membantu para nelayan itu, diapun mandi lalu berganti pakaian, karena sebentar lagi wak Alang akan datang untuk bertugas menjaga malam dengan nya. Azis mendengar Faisal memanggil namanya, ia melihat kearah faisal dan melambaikan tangannya. Azis membawa Faisal kedalam kamarnya dipergudangan itu,  lalu memberikan kado yang telah dibungkusnya dengan rapi, kado itu hanya sebesar kotak jam tangan.

            “ Ini kadonya ?”, kata Azis lalu memberikannya kepada Faisal. Faisal mengambil kado itu. Dia merasa kado itu begitu ringan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun