“ Kenapa Azis tidak kau undang?”, Faisal menatap kearahnya, Meilan seperti gugup untuk menjawabnya.
“ Aku takut nanti Azis tersinggung?”.
“ Ada apa rupanya dihari ulang tahunmu ini?”. Susul Idris bertanya, dia ingin tahu apa sebenarnya yang ditakutkan oleh Meilan.
“ Orang tuaku hadir diacara ulang tahunku ini, aku takut nanti orang tuaku berkata kasar kepada Azis?”, jawab Meilan. Diwajahnya tampak rasa kebimbangan.
“ Baiklah, nanti malam kami datang?”, kata faisal dan Idris. Meilanpun berlalu meninggalkan mereka. Faisal dan Idris pahan dengan apa yang dimaksudkan oleh Meilan. Karena ketika Meilan tidak masuk sekolah, Azis menceritakannya kepada keduanya. Dipintu gerbang sekolah Faisal dan Idris melihat Azis berdiri didekat sepedanya. Sebelum Azis mengayuh sepedanya, Faisal dan Idris menghapirinya.
“ Zis tadi Meilan mengundang kami, katanya nanti malam dia akan mengadakan upacara ulang tahunnya, kami Tanya dia apa dia juga mengundangmu?, katanya tidak, karena dia takut orang tuanya berkata kasar denganmu, makanya dia tidak mengundangmu?”, Faisal menjelaskannya kepada Azis. Pemuda itupun terdiam, tapi hanya sesaat kemudian katanya kepada Faisal dan Idris
“ Tak apa apa lah kalau dia tidak mengundangku, mungkin itu merupakan jalan terbaik baginya untuk merayakan ulang tahunnya?”.
“ Tapi apakah kau tidak tersinggung, dengan yang dilakukan oleh Meilan ini?”. Tanya Idris. Membuat Azis berpikir sejenak. Kalau menurutkan hatinya, jelas bahwa dia tersinggung, kepada Meilan karena tidak mengundangnya, pada hal baru saja Meilan mengatakan bahwa dia tidak ingin berjauhan dengan nya. Tapi mungkin karena keadaan terpaksa, maka dia tidak mengundangnya. Entahlah diapun tidak bisa untuk menjawabnya.
“ Dalam hal yang begituan aku sudah imun, jadi tidak ada masalah buatku dia tidak mengundangku, karena aku sadar dengan keadaanku?”,
“ Kalau begitu biarlah kami yang menghadirinya, kami akan memberikan kado, atas nama kita bertiga?”. Ujar Faisal
“ Iya Zis, biar kami membeli kado atas nama kita?”, Jawab Idris pula.