selat melaka/sumber fhoto/hr.mdn bisnis
Sebelumnya :
Azis melihat lima orang siswa yang berseragam sekolah yang basah karena disiram hujan memasuki ruangan warung bakso itu. Salah satu diantara kelimanya dikenal Azis. Orang itu adalah Rudi. Azis diam saja, dia tidak memberi tahukan kepada Meilan kalau yang masuk itu adalah Rudi dan teman temannya. Sementara diluar hujan telah mulai reda, satu dua pengunjung yang ada didalam warung itu ada juga yang keluar meninggalkan warung. Azis dan Meilan masih tetap berada didalam warung itu
Kemudian :
Setelah menghabiskan sisa makanannya, Azis membayar pesanan yang telah mereka makan, lalu dia mengajak Meilan untuk pulang. Walaupun mereka berpapasan dengan Rudi, Azis tetap diam saja, sementara Rudi menatapnya dengan bengisnya.
Jam Sembilan malam Azis baru sampai digudang, dia melihat wak Alang telah menunggunya. Tidak sedikitpun tampak diwajah orang tua itu bias kemarahan melihat Azis baru pulang. Malah dia tersenyum melihat Azis yang datang naik sepeda motor,
“ Dimana sepedamu Zis?, tampak gagah betul kau menunggang kuda besini”, kata Wak Alang bertanya kepada Azis.
“ Aku tadi wak membawa pacarku jalan jalan, sepeda motor ni dipinjamkan kawanku sama aku wak. Tidak marah uwakkan kalau aku pulang jam segini?”. Sahut Azis menjawab pertanyaan wak Alang.
“ Kenapa pula lah uwak marah, uwakpun biasa mudanya Zis”, Canda wak alang membuat Azis merasa senang karena uwak Alang tidak marah kepadanya.
“ ini wak, kubelikan tadi uwak bakso, makan uwaklah dulu”. Ujar Azis lalu memberikan sebungkus bakso kepada uwak Alang.
“ Bukan sogokan ini kan Zis?”. Tanya wak Alang, diapun mengambil bakso yang diberikan oleh Azis.