Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Senandung Cinta dari Selat Melaka "52" [TMN 100 H]

5 Mei 2016   13:02 Diperbarui: 5 Mei 2016   13:12 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 “ Pertama loe harus berjanji, bahwa loe tidak kasi tahu kepada orang lain kalau loe ua ajari main silat. Yang kedua loe harus berjanji, bahwa ilmu silat yang ua ajarkan buat loe, bukan untuk disombongkan, atau kasi pamer dengan orang ramai, biar loe dianggap hebat. Yang ketiga loe harus dapat bersikap sabar, walaupun loe disakiti. Yang keempat, loe tidak boleh menyakiti orang dengan ilmu silat yang ua ajarkan. Terkecuali jika loe memang benar benar terdesak, sehingga loe tidak punya pilihan lain untuk membela diri. Apa loe sanggup untuk memegang ua punya janji. Kalau loe tidak sanggup, maka ua pun tidak mau ajari loe main silat”. Ujar Apek Tonghi.

Azis memanglah anak yang cerdik. Dia berpikir bahwa yang penting baginya mengiyakan apa yang disampaikan oleh Apek Tonghi, dengan begitu dia bisa belajar silat. Mengenai apakah dia akan menepati janjinya itu urusan belakang, yang penting belajar dahulu.

“ Aku mau pek, aku berjanji pek akan mematuhi janji yang apek katakana tadi?”. Jawab Azis dengan wajah yang ceria.

“ Kalau loe mau, loe harus mengucaokan sumpah sesuai dengan agama loe?”. Ujar Apek Tonghi.

“ Aku tidak tahu mengucapkannya Pek?”, jawab Azis

 “ Loe ikut apa yang ua ucapkan?”, kata Apek Tonghi, Azispun mengangukkan kepalanya tanda setuju. Satu persatu apa yang dikatakan oleh Apek Tonghi tadi kepadanya, diulang Apek Tonghi kembali dan kemudian diikuti oleh Azis.

Sejak itulah, Azis mulai berlatih silat dengan Apek Tonghi. Setiap pulang mengaji pada malam hari, dia datang kekelenteng itu secara mengendap endap. Terkadang juga dia datang pada sore hari. Kalau hari libur dia datang ke kelenteng pada pagi hari. Sampai dia menamatkan sekolah SMP nya, tidak seorangpun yang mengetahui kalau Azis belajar silat kepada Apek Tonghi, termasuk keluarganya sendiri. Dan tidak seorangpun di Sinaboi itu yang tahu kalau Apek Tonghi memiliki ilmu silat yang tinggi.

Karena Azis pandai mengambil hati Apek Tonghi, dan selalu bersikap hormat kepadanya, membuat Apek Tonghi sayang kepada Azis. Apek tonghi tidak saja mengajarkan ilmu silat kepadanya, tapi juga mengajarkan ilmu tenaga dalam, kemudian ilmu terhadap kekebalan tubuh, juga ilmu untuk meringankan tubuh, dengan cara bersemedi.

Dan segala apa yang diajarkan oleh Apek Tonghi, sampai saat ini tetap dilatihnya setiap hari secara diam diam. Walaupun dia sudah bersekolah di kota Bagan Siapi Api, akan tetapi setiap dia pulang kekampungnya di Sinaboi dia tetap mendatangi gurunya itu, dan gurunya itupun sering mengingatkannya, dan memberi petuah petuah kepada Azis untuk menjalani kehidupan ini.

Bersambung…….

Bagan Siapi Api 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun