Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Senandung Cinta dari Selat Melaka "45" [TMN 100 H]

28 April 2016   16:20 Diperbarui: 28 April 2016   16:28 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            “ Sungguh Bet, akupun tak mengerti kenapa mereka memukulku, dan akupun tak tahu siapa pacar mereka yang kuganggu”.

            “ Kau jangan sok sucilah Zis?, Tak mungkin kau dipukul mereka kalau tak ada sebabnya”. Kata kata Robet ini membuat sakit hatinya, tapi Azis hanya diam saja. Sementara dari balik pintu Faisal dan Idris mendengarkannya saja.

            “ Kau rasakan akibatnya kalau suka mengganggu pacar orang”.

            “ Sungguh Bet, aku tak pernah mengganggu pacar mereka, lagi akupun tidak , tahu siapa pacar mereka itu”. Azis berkata jujur kepada Robet. Kalau pacarnya Rudi itu Marlina, dia pun tidak pernah mendekati Marlina, Malah setiap bertemu Marlina, Azis sering menghindar, Tapi Marlinalah yang sering untuk minta bertemu dengannya.

            “ Zis, ada satu hal yang perlu kuingatkan kepadamu?”.

            “ Apa itu Bet?”. Tanya Azis, karena diapun tak mengerti kemana arah pembicaraan Robet.

            “ Kau jauhilah Meilan, karena aku suka sama dia”. Kata Robet matanya menatap tajam kearah Azis. Azis hanya terdiam, dia tak mampu untuk mengeluarkan kata katanya kepada Robet, karena saat ini dia masih mengharapkan kemurahan hati Robet, agar ia bisa tetap bertahan untuk bekerja digudang ayahnya Robet.

            “ Kalau kau tidak menjauhi Meilan, kau juga akan merasakan akibatnya. Aku juga tak segan segan untuk menghabisi kau. Cukup dengan uang lima juta untuk membayar orang membunuhmu,  kau paham maksudku itu”. Mendengar perkataan Robet, emosinya naik kekepalanya, namun dapat untuk ditahannya. Dia hanya mengelus dada mendengar ancaman Robet itu.

            Dari balik pintu Faisal dan Idris dengan jelas mendengarkan ancaman Robet, darah anak nakal Faisal menggelegak, mendengar Robet mengancam Azis, Tapi Idris menahan Faisal untuk tidak melakukan tindakan bodoh didalam pergudangan milik ayahnya Robet. Idris menarik tangan Faisal yang ingin keluar mendatangi Robet.

            “ Atau aku menyuruh bos ku untuk mengusirmu dari sini seperti anjing?”. Kata kata Robet yang menghina dan mengancam Azis, bukan baru kali ini saja, bahkan disekolah ketika Azis bertemu dengannya Robet sering menyindirnya dengan kata kata yang kasar dan diselingi dengan nada ancaman. Namun Azis tak menanggapinya. Dan kali inipun Azis tetap diam saja.

            “ Mulai besok, jangan kulihat lagi kau bersama Meilan, Kau dengar!”. Bentak Robet sambil memegang kerah baju Azis. Azis hanya tertunduk, ada seberkas rona merah dimatanya. Ia cukup berat untuk melawan emosi dan rasa kesedihannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun