“ Coba pakai keduanya?”. Azis mengambil kedua sepatu itu. Memang sepatu itu cocok dipakai Azis, warnanya cuga tak norak. Meilan memenag orang yang suka terhadap warna warna yang teduh, tidak norak dan kampungan.
“ Tapi Mei, harga sepatu ini cukup mahal?”. Azis menunjukkan daftar harga yang tertera disepatu itu.
“ Biarlah uangku masih cukup untuk membelinya?, tapi kau sukakan atas pilihanku itu?”, Meilan melihat kea rah Azis.
“ Suka, suka sekali” kata Azis membuat gadis itu tersenyum. Meilan kemudian mengeluarkan uang dari tas kecilnya dan membayarkannya kepada pelayan toko. Setelah itu mereka keluar dari toko sepatu itu.
“ Kita ketoko sebelah”. Kata Meilan. Azis hanya menurut saja apa yang dikatakan oleh Meilan. Di toko yang menjual pakaian, meilan memilihkan dua pasang pakaian kepada Azis. Di menyuruh pelayan toko untuk mengambilkan dua pasang pakaian yang dipilihnya. Lama dia memilih milih pakaian itu, sampai ada yang rasanya cocok buat Azis.
“ Zis coba lihat ini, cocok nggak buat kau?”, pelayan toko itu menyuruh Azis untuk memakainya didalam ruang ganti pakaian. Meilan menunggu dibalik ruangan itu.
“ Bagaimana Zis? Cocok kau pakai?”, Tanya Meilan dari balik kamar ganti itu.
“ Rasanya cocok “, kata Azis.
“ Coba kulihat?”, Meilan membuka tirai kamar ganti dan melihat Azis memakai baju dan celana yang dipilihkannya. Senyum Meilan mengembang, Alangkah tanpanya lelaki pujaanya ini, kata Meilan dalam hati.
“ Kalau yang ini?”, meilan memberikan sepasang lagi untuk dicoba Azis. Meilan kembali menutup tirai penghalang itu.
“ Sudah Zis?”. Tanya Meilan