“ Aku mau ke Bagan Siapi Api”.
“ Mau bekerja disana?”, susul si Bapak bertanya
“ Tidak Pak, aku mau mendaftar sekolah di kota Bagan Siapi Api”.
“ Ooo, jadi kesana kau naik sepeda itu?”, Si Bapak memandang sepeda yang diparkirkan Azis di tiang atap ruangan parkir.
“ Iya Pak”.
“ Kenapa tak naik sepeda motor. Atu mobil tambang, Bagan Siapi Api itukan jauh”. Azis diam sejenak. Dipandanginya sepedanya, dan kemudian dilayangkannya arah pandangannya ke jalanan yang ada didepannya.
“ Aku tak punya sepeda motor, sedangkan untuk naik mobil tambang, uang ku tak mencukupi “, jawab Azis, suaranya sunguh lirih. Yang membuat orang tua itu terdiam. Azis menyelesaikan suapan terakhirnya. Dia kemudian kembali meneguk teh manis sari botol mineral itu. Selesai itu Azis mengumpulkan sisa sisa makanannya, lalu dibuangkannya jauh kesemak semak disamping Mushollah.
“ Pak aku permisi, karena perjalananku masih jauh”, kata azis kepada orang tua itu.
“ Oh, iya nak, paling dari sini sekitar satu jam lagi sampailah kau ke kota bagan Siapi Api”. Kata si bapak. Azis menyalami orang tua itu, kemudian menaiki sepedanya dan mengayuhnya secara perlahan.
“ Hati hati kau di jalan?”, kata orang tua itu setengah menjerit mengatakannya.
“ Iya Pak terimaksih”, balas azis dengan suara yang menjerit pula.