Azis keluar dari gudang, diluar kegelapan telah melingkupi alam. Lampu gudang telah dinyalakan seluruhnya. Warung kopi milik Syarifahpun sudah ditutup. Di kejauhan ditengah laut Selat malaka tampak kerlap kerlip lampu para nelayan, bagaikan cahaya bintang yang bertaburan dipermukaan samudra. Walaupun warung kopi milik Syarifah telah tutup, akan tetapi dikursi yang ada diwarung itu tampak Toto dan Budi temannya satu perahu duduk disana menanti kedatangan Azis.
“ Ini bon hasil penjualan ikan kita, dan yang ini bon uang pinjaman yang telah kita ambil “. Azis memperlihatkan bon bon yang diterimanya dari Apek Hai. Setelah ia duduk dihadapan kedua temannya itu.
“ dan yang ini sisa bersih dari hasil yang kita dapat setelah dipotong uang pinjaman yang kita ambil “ Azis melanjutkan penjelasan perhitungan hasil tangkapan ikan mereka kepada kedua temannya. Kedua temannya itu memperhatikan semua hitungan hitungan itu.
Setelah semua hitungan hitungan itu dirasa cocok dengan hasil tangkapan ikan mereka. Atas kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya, Azis memberikan uang penghasilan mereka melaut kepada Budi dan Toto sesuai dengan kesepakatan itu.
“ Apakah untuk keperluan besok sudah kalian persiapkan?” Tanya Azis kepada kedua temannya sebelum ia beranjak pulang.
“ Semua sudah siap, segala sesuatunya, seperti minyak dan keperluan makan, serta es batangan sudah kami ambil dari nyonyah (isteri Apek Hai)”, kata Toto menjelaskan.
“ Jam berapa besok pagi kita berangkat?”, Tanya Budi pula.
“ Besok subuh habis sholat “, jawab Azis.
Setelah memberikan pesan kepada keduanya Azis meninggalkan mereka. Pintu gudang bagian depan sudah ditutup, Apek Hai telah pulang kerumahnya yang berada disamping gudang. Yang ada didalam gudang itu hanyalah penjaga malam. Azis melangkahkan kakinya keluar gudang melalui jalan samping yang sengaja dibuat Apek Hai.
Jalan samping untuk menuju ketangkahan memang sengaja dibuatkan oleh Apek Hai agar warga yang mempunyai kepentingan untuk ke tangkahan tidak harus melalui pintu depan gudang. Tangkahan milik Apek Hai selain sebagai tempat mendaratnya hasil ikan tangkapan para nelayan, juga sering digunakan oleh penduduk setempat untu tempat naik turunnya warga yang akan pergi keseberang.
***