Mohon tunggu...
Wisnuaji Gagat Priambada
Wisnuaji Gagat Priambada Mohon Tunggu... lainnya -

Lelaki yang 'terpaksa' mencari nafkah di dunia IT. Penikmat kopi. Sangat benci ketika kopi di cangkir sudah habis.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

“The Power of Ukhuwah Islamiyah” (Catatan Kajian DR. Bilal Philips di Surabaya)

14 September 2015   08:29 Diperbarui: 14 September 2015   09:23 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
IMG-20150910-WA0004

Ibu saya memang pernah belajar tentang studi Islam di Canada, jadi ibu saya tahu persis apa yang boleh dan apa yang tidak boleh bagi seorang muslim.

Saya lalu kuliah di Canada dan menjadi aktivis kampus. Saya bahkan kemudian meninggalkan kristian untuk menjadi komunis, karena komunis menjanjikan kesejahteraan dan kesetaraan. Namun pada kenyataannya itu bohong. Bahkan teman saya sesama komunis malah masuk Islam. Saya tanya kenapa? Dia menjawab bahwa Islam itu baik. Singkat cerita, saya menyadari bahwa hal-hal baik yang ada di isme isme itu ada di dalam Islam, namun hal-hal buruk yang ada di isme isme itu tidak ada di dalam Islam.

Karenanya saya juga memutuskan masuk Islam. Setelah masuk Islam dan belajar Sholat, barulah saya tahu kalau yang dilakukan kakak angkat saya itu sholat dan dia adalah seorang muslim. Suatu ketika saya bertemu kakak angkat saya, saya bertanya “Kenapa tidak kamu kenalkan Islam sejak dulu-dulu kepadaku?”

Nah, poin pentingnya, jangan nikmati nikmat Islam ini sendirian. Sampaikan kepada saudara-saudara kita agar mereka merasakan kenikmatan yang serupa.

 

  1. Bagaimana langkah konkret menyatukan firqoh-firqoh?

Jawab:

Harus didasarkan kembali pada Quran dan Sunnah untuk mengesampingkan kepentingan firqoh-firqoh.

Jika ada perbedaan, kembalikan pada Quran dan Sunnah. Sesudah itu, kita harus memberi toleransi pada saudara kita yang masih berbeda pendapat.

 

 

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun