Mohon tunggu...
wisnu nugroho pamungkas
wisnu nugroho pamungkas Mohon Tunggu... Foto/Videografer - 1900030354

Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketika Media Sosial Memanipulasi Manusia

8 Juli 2021   22:01 Diperbarui: 11 Juli 2021   20:42 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi ini bukan cuma berkenaan Facebook. Ini adalah berkenaan bagaimana algoritma fasilitas sosial bekerja, merayu dan mengeksploitasi manusia, hingga bermuara terhadap hancurnya kehidupan manusia.

Jika Kau tak Membayar, Berarti Kaulah Produknya

Tidak sanggup dipungkiri, sosial fasilitas udah beri tambahan banyak kemudahan untuk kami sementara ini. Salah satunya adalah sanggup mengakibatkan kami membuka dan seolah menjadi sangat dekat bersama dengan saudara, sahabat, atau teman lama, yang ada di belahan dunia lain. Kita juga tidak sanggup menampik fakta bahwa fasilitas sosial udah menciptakan sebuah keindahan yang mengagumkan berasal dari relasi yang dimungkinkan oleh internet.

Tapi di segi lain, fasilitas sosial turut berkontribusi besar didalam persoalan pencurian data, kecanduan teknologi, berita palsu, juga polarisasi di sedang masyarakat.

Sebagian besar orang mungkin berpikir bahwa Google hanya sebuah mesin pencarian, sementara Facebook, Instagram, Twitter, dan fasilitas sosial lainnya, sekadar daerah untuk menyaksikan kabar terbaru teman-temannya.

Yang jarang disadari, perusahaan dan platform-platform tersebut selalu berlomba-lomba menarik perhatian pengguna. Mereka berlomba-lomba bagaimana supaya manusia sanggup terpaku berjam-jam di depan layar sembari menggunakan platform mereka.

Banyak fasilitas di internet yang seolah gratis, tetapi sebetulnya tidak. Semua itu dibayar oleh pengiklan. Untuk apa pengiklan membayar fasilitas tersebut? Supaya iklan mereka sanggup ditampilkan ke kami melalui fasilitas tersebut. Sederhananya, perusahaan teknologi, didalam perihal ini fasilitas sosial, menjual perhatian penggunanya kepada pengiklan. Perhatian kami adalah produk yang dijual kepada pengiklan.

"Jika kau tidak membayar produknya, artinya kaulah produknya," kata Aza Raskin, Co-Founder Center for Humane Technology yang juga pernah bekerja di Firefox & Mozilla Labs.

Perubahan perlahan, kecil, dan tidak keluar didalam persepsi dan tingkah laku kita, adalah produk yang dijual oleh perusahaan teknologi kepada pengiklan. Karena itu, mereka bakal berlomba-lomba untuk membuat perubahan perilaku, langkah pikir, dan jati diri kami bersama dengan sangat perlahan dan kecil supaya tidak pernah kami sadari. Dan seluruh kegiatan kami di internet bakal direkam, menjadi sebuah information yang berharga bagi bisnis mereka untuk pilih prediksi bisnis yang tepat.

Memahami Algoritma Media Sosial Bekerja

Semua kegiatan yang kami melakukan di internet bakal diawasi, direkam, dan diukur. Setiap tindakan yang kami melakukan direkam dan dipantau bersama dengan hati-hati. Misalnya gambar yang kami menyaksikan dan berapa lama kami melihatnya, konten seperti apa yang sering kami sukai, komentari, juga bagikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun